kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Mayoritas Bursa Asia Turun pada Rabu (8/11), Investor Tunggu Komentar The Fed


Rabu, 08 November 2023 / 19:42 WIB
Mayoritas Bursa Asia Turun pada Rabu (8/11), Investor Tunggu Komentar The Fed
ILUSTRASI. Currency dealers work in front of an electronic board showing the Korea Composite Stock Price Index (KOSPI) (R) at a bank in Seoul, South Korea, March 16, 2017. REUTERS/Kim Kyung-Hoon


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks saham di Asia sore ini Rabu (8/11) mayoritas ditutup turun. Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia menilai, penurunan ini disebabkan investor menunggu komentar dari sejumlah pejabat tinggi bank sentral Amerika Serikat (AS), yakni Federal Reserve, termasuk ketua Federal Reserve Jerome Powell pada pekan ini.

Komentar tersebut digunakan untuk mengetahui seberapa kuat penolakan Federal Reserve terhadap melonggarnya kondisi finansial dalam beberapa hari terakhir ini. Selain itu, fokus perhatian investor bergeser ke prospek membaiknya hubungan bilaiteral antara AS dan China.

Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping dijadwalkan bertemu pada pertemuan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) di San Francisco minggu depan. Pertemuan APEC ini menawarkan kesempatan bagi AS dan China untuk memperbaiki hubungan perdagangan dan hubungan politik kedua negara.

Baca Juga: Melemah Tipis Hari Ini, Rupiah diperkirakan Masih Bergerak Datar pada Kamis (9/11)

Menteri Keuangan AS Janet Yellen akan melakukan pertemuan dengan Wakil PM China He Lifeng pada hari Kamis dan Jumat sebelum pertemuan resmi para Menteri Keuangan negara anggota APEC dimulai pada hari Sabtu (11/11).

Gubernur bank sentral Jepang atau Bank of Japan (BOJ) Kazuo Ueda memberi sinyal bahwa penurunan upah riil yang berkepanjangan belum tentu akan mendorong BOJ bergerak menuju normalisasi kebijakan moneter selama target inflasi BOJ belum tercapai.

Gubernur Ueda masih membuka diri terhadap berbagai opsi karena BOJ melihat adanya kemungkinan mencapai target inflasi secara berkesinambungan. Meskipun banyak pakar ekonomi memprediksi langkah normalisasi akan diambil pada bulan April 2024, Ueda mengatakan BOJ bertekad melanjutkan kebijakan moneter yang super longgar hingga target inflasi berada di depan mata.

Baca Juga: Wall Street Mencatat Reli Kenaikan Terpanjang Dalam 2 Tahun

Upah riil di Jepang telah turun selama 18 bulan beruntun sehingga menimbulkan kekhawatiran mengenai prospek ekonomi Jepang karena belanja rumah tangga tidak mampu mendorong pertumbuhan.

Pekan lalu, PM Fumio Kishida sudah menyusun paket stimulus ekonomi yang lebih besar untuk meringankan beban rumah tangga dari kenaikan biaya hidup di tengah anjloknya popularitas PM Fumio Kishida.

Dari sisi makroekonomi, investor menantikan rilis data inflasi bulan Oktober Jerman, data Penjualan Ritel bulan September zona Eropa, dan pidato dari ketua Federal Reserve Jerome Powell.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×