kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.906.000   5.000   0,26%
  • USD/IDR 16.260   -19,00   -0,12%
  • IDX 6.904   3,46   0,05%
  • KOMPAS100 1.002   -1,47   -0,15%
  • LQ45 762   -5,14   -0,67%
  • ISSI 228   0,95   0,42%
  • IDX30 393   -2,78   -0,70%
  • IDXHIDIV20 453   -3,10   -0,68%
  • IDX80 112   -0,45   -0,40%
  • IDXV30 114   -0,16   -0,14%
  • IDXQ30 127   -1,02   -0,80%

Masih Terdepresiasi, Rupiah Diproyeksikan Bergerak Stabil Hingga Akhir Tahun 2025


Selasa, 08 Juli 2025 / 20:10 WIB
Masih Terdepresiasi, Rupiah Diproyeksikan Bergerak Stabil Hingga Akhir Tahun 2025
ILUSTRASI. Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (15/5/2025). Kinerja rupiah menunjukkan ketahanan yang relatif baik terhadap dinamika ekonomi global pada paruh kedua 2025,


Reporter: Melysa Anggreni | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja rupiah menunjukkan ketahanan yang relatif baik terhadap dinamika ekonomi global pada paruh kedua 2025, meskipun prospeknya masih menghadapi tantangan akibat meningkatnya tensi perang dagang.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah terus mengalami tekanan sejak awal tahun hingga mencapai titik terlemahnya pada 9 April 2025 di level Rp 16.873 per dolar Amerika Serikat (AS). Namun, sejak kuartal II-2025, nilai tukar mulai menunjukkan pola yang melandai.

Per Selasa (8/7), rupiah tercatat di level Rp 16.205 per dolar AS, mencerminkan pelemahan sebesar 0,46% secara year to date (ytd).

Baca Juga: BRI Danareksa Sekuritas Turunkan Target IHSG Hingga Akhir Tahun 2025, Ini Alasannya

Pengamat Mata Uang dan Komoditas, Ibrahim Assuaibi, menilai tekanan terhadap rupiah terutama disebabkan oleh dominasi sentimen global, seperti memudarnya spekulasi terkait penurunan suku bunga acuan AS.

Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, dalam pernyataannya pada Selasa (1/7), menyampaikan bahwa keputusan mengenai pemangkasan federal fund rate (FFR) akan sangat bergantung pada data ekonomi AS, khususnya inflasi dan kondisi ketenagakerjaan.

Ia menegaskan bahwa risiko inflasi masih tinggi, terutama akibat penerapan tarif impor.

Sebagai informasi, pemberlakuan tarif impor tersebut ditunda hingga 1 Agustus mendatang. Presiden AS Donald Trump pada awal pekan (7/7) juga merilis sejumlah surat kebijakan yang menetapkan tarif perdagangan lebih tinggi untuk beberapa negara Asia dan Afrika, termasuk Indonesia yang dikenai tarif sebesar 32%.

Baca Juga: Bank Mandiri Optimistis Penyaluran Kredit Sesuai Target Hingga Akhir Tahun 2025

“Melihat situasi saat ini dan testimoni Powell, kemungkinan akan sangat sulit sekali bagi The Fed untuk memangkas suku bunga di tahun ini,” ujar Ibrahim kepada Kontan.co.id, Selasa (7/7).

Ia menambahkan bahwa ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan eskalasi perang dagang turut memperkuat posisi dolar AS, yang pada akhirnya membatasi ruang pemulihan nilai tukar rupiah.

Kendati demikian, Ibrahim menilai bahwa secara year to date, pergerakan rupiah masih relatif stabil. Hal ini mengacu pada asumsi nilai tukar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 yang ditetapkan sebesar Rp 16.900 per dolar AS.

“Artinya pergerakannya masih cukup bagus dan kemungkinan ke depannya masih akan stabil,” kata Ibrahim.

Dari sisi domestik, data ekonomi dan langkah intervensi Bank Indonesia (BI) mencerminkan fundamental yang cukup kuat, meskipun menghadapi tantangan pasca terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden AS.

“Hanya saja permasalahannya di sini karena daya beli yang menurun, kemudian PHK di mana-mana, dan pengangguran yang terus meningkat yang sebenarnya membuat satu gejala tersendiri bagi pelemahan rupiah,” terang Ibrahim.

Baca Juga: IHSG Diprediksi Tidak Mampu Menembus Level 7.000 pada Akhir Tahun 2025

Ekonom Senior KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana, menambahkan bahwa tekanan domestik juga dipengaruhi oleh kekhawatiran terhadap defisit fiskal dan perubahan struktur ekonomi yang belum sepenuhnya efisien.

“Tetapi secara keseluruhan, tekanan pada mata uang garuda saya kira memang dibebani oleh kombinasi sentimen global dan domestik,” ucap Fikri kepada Kontan.co.id, Selasa (8/7).

Meski demikian, Fikri memperkirakan bahwa nilai tukar rupiah hingga akhir 2025 akan bergerak di kisaran Rp 16.000 hingga Rp 16.300 per dolar AS.

“Harapannya memang masih akan stabil, tidak terlalu terapresiasi karena akan mengurangi nilai competitive advantage dari barang domestik dan tidak terlalu terdepresiasi,” tutup Fikri.

Baca Juga: Rupiah Diprediksi Bergerak Stabil Selasa (30/6), Ini Sederet Katalisnya

Sementara itu, Ibrahim memperkirakan rupiah akan berada di kisaran Rp 16.200 hingga Rp 16.600 per dolar AS pada akhir tahun ini.

Selanjutnya: Rencana Kebijakan Bea Keluar Ekspor Bisa Buat Kinerja Emiten Emas Tidak Optimal

Menarik Dibaca: Elementbike Kantongi Lisensi Warner Bros, Siap Rilis Desain Superhero DC Comics

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×