kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Manufaktur tertekan, emiten tekstil ini yakin tetap tumbuh di semester II 2019


Rabu, 04 September 2019 / 17:10 WIB
Manufaktur tertekan, emiten tekstil ini yakin tetap tumbuh di semester II 2019


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi

Namun, Anne menyatakan PBRX tetap harus siap secara kapasitas produksinya. Jadi pada saat buyer masuk untuk mendorong penjualan, PBRX sudah menyiapkan empat pilar ekspansi yakni ekspansi ke sektor baru yakni pabrik kain. Targetnya adalah membangun joint venture atau kolaborasi dengan pabrik kain dalam negeri. 

Kemudian ekspansi manufaktur dengan automatisasi di beberapa proses produksi seperti fasilitas sulam, pencetakan garmen, dan cuci pakaian sehingga pada 2021 total kapasitas produksi bisa mencapai 130 juta pieces garmen dari sebelumnya 116 juta pieces di 2019. 

Baca Juga: Kurs dollar AS terhadap rupiah melemah, begini antisipasi Pan Brothers (PBRX)

Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah menambah kapasitas produksi. Selain pembangunan pabrik baru PT Teodore Pan Garmindo, PBRX juga akan membangun pabrik di bawah PT Eco Smart Garment Indonesia di Jawa Tengah yang ditargetkan bakal selesai di 2020 dan mulai produksi 2021. 

Pabrik baru ini ditengarai akan menambah kapasitas produksi hingga 21 juta potong garmen per tahun. 

Melansir laporan keuangan 2018, pasar ekspor PBRX paling besar dari Asia yakni 56,67% untuk memanfaatkan eskalasi perang dagang saat ini, PBRX berencana juga menyasar Vietnam sebagai negara yang juga disasar Amerika untuk proyek tekstil. Selain itu juga melanjutkan kerjasama dengan beberapa merek seperti ZOE label atau ZOE Black, Sokya, SnP, FTL, Asylum dan Wastu. 

Begitu juga dengan emiten tekstil lain,Corporate Communication PT Sri Rejeki Isman Tbk Joy Citra Dewi yang mengungkapkan di tengah tekanan industri manufaktur tren penjualan ekspor di paruh kedua tahun ini masih oke. 

“Sejauh ini SRIL tidak ada rencana mengurangi aktivitas produksi karena ada kebutuhan dari Amerika Serikat (AS) yang harus dipenuhi,” jelasnya. 

Baca Juga: Ekspor bakal melaju di tengah perang dagang, saham Sri Rejeki (SRIL) bisa dibeli

Kendati demikian, SRIL kerap merasakan penjualan yang agak sepi di kuartal III karena di rentang waktu ini sudah melewati momentum lebaran dan sebelum natal. Joy bilang, secara nature bisnis kuartal III memang pasti lebih rendah dibanding kuartal II dan kuartal IV. 

Walaupun beberapa analis dan ekonom sudah menyatakan industri manufaktur akan melandai di sisa tahun ini, Joy mengatakan target pertumbuhan penjualan SRIL tetap teguh di 10%-15% tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×