Reporter: Nur Qolbi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten tekstil dan garmen yang berorientasi ekspor seperti PT Pan Brothers Tbk (PBRX, anggota indeks Kompas100) umumnya menjadi salah satu pihak yang terpengaruh fluktuasi nilai tukar rupiah dan dollar Amerika Serikat (AS). Sebagaimana diketahui, belakangan ini nilai tukar dollar AS terhadap rupiah tengah melemah.
Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot pada Jumat (19/7) pukul 16.05 WIB ditutup di level Rp 13.938 per dollar AS. Rupiah menguat 0,16% dibanding hari sebelumnya. Sementara itu, dalam rentang waktu sepekan, rupiah menguat 0,49%.
Tak cuma di pasar spot, rupiah juga menunjukkan tajinya di kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) dengan menembus rekor penguatannya tahun ini ke level Rp 13.913 per dollar AS pada Jumat (19/7).
PBRX rupanya telah mengantisipasi pergerakan kurs valuta asing ini. Perusahaan yang menargetkan pertumbuhan pendapatan 10%-15% tahun 2019 ini telah memperhitungkan pergerakan kurs dollar AS yang bisa memengaruhi harga jual produknya.
Head of Corporate Secretary PBRX Iswar Deni mengatakan, pelemahan nilai dollar AS sampai batas tertentu tidak masalah. Perusahaan ini mem-budget-kan nilai tukar dollar AS hingga Rp 13.500 untuk pricing. “Semua sudah diperhitungkan. Jadi, tidak akan berpengaruh,” kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (18/7)
.
Di sisi lain, menurut dia, pelemahan nilai dollar AS ini dapat menguntungkan PBRX karena pendanaan dalam dollar AS akan menjadi lebih murah. Oleh karena itu, ia optimistis PBRX bisa mencapai target pertumbuhan tahun ini.
Sebagai informasi, tahun lalu PBRX mencatatkan pendapatan US$ 611,37 juta atau naik 11,3% secara tahunan. Penjualan ekspor berkontribusi sebesar 95,9% dan domestik 4,1%. Sementara itu, sepanjang kuartal I-2019, PBRX membukukan pendapatan US$ 112,87 juta atau tumbuh 5% dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar US$ 107,43 juta.
Asal tahu saja, PBRX memproduksi garmen sesuai dengan permintaan dari mitra brand-nya. Sejauh ini, PBRX menjadi pemasok produk fesyen global, seperti Uniqlo, Adidas, The North Face, Lacoste, dan Polo Ralph Lauren.
Iswar yakin pasar ekspor PBRX akan terus tumbuh seiring dengan adanya kebijakan free trade agreement (FTA), perjanjian bilateral antara Indonesia dengan negara-negara lain, serta adanya perang dagang AS-China. “Kalau ada FTA atau perjanjian bilateral, bea masuk bisa free atau lebih rendah jadi pasti brand pilih kami,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News