kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Maju mundur emiten konstruksi


Senin, 27 November 2017 / 07:48 WIB
Maju mundur emiten konstruksi


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini

Calvin menganalisa, solusi atas masalah pendanaan proyek WSKT akan mulai terlihat di pertengahan 2018. "Kemungkinan besar, divestasi atau IPO anak usaha WSKT akan terlaksana pada pertengahan 2018," kata Calvin.

Sementara untuk PTPP dan WIKA, Calvin melihat kondisi pendanaan kedua perusahaan tersebut aman. Terutama PTPP sudah memiliki alternatif pendanaan dari IPO anak usaha dan telah memegang cash Rp 7 triliun.

Pelaku pasar juga hati-hati lantaran khawatir terjadi perubahan skema pendanaan. Pekan lalu, Kementerian BUMN sempat melontarkan usulan agar PT KAI tak menjadi investor di proyek light rail transit Jabodebek. Memang belakangan, pemerintah memastikan KAI tetap jadi investor. Cuma, pelaku pasar sempat khawatir dan harga saham BUMN konstruksi merosot.

Proyeksi 2018

Analis Indo Premier Sekuritas Eveline Liauw menilai, risiko pendanaan proyek emiten sektor konstruksi dapat diimbangi dengan usaha precast yang menawarkan margin lebih tinggi. "Kami mulai mencakup saham beton precast dan merekomendasikan buy untuk PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) dan PT Waskita Beton Tbk (WSBP)," tulis Eveline dalam riset yang dirilis 13 November 2017.

Anak usaha WIKA dan WSKT di bisnis precast diprediksi bisa memberi laba bagi induk usahanya. Pasalnya, persaingan di bisnis produksi beton pracetak saat ini masih terbatas, tapi margin bisa lebih baik. "Kami percaya faktor-faktor ini bisa menurunkan risiko pendapatan emiten sektor konstruksi yang mengalami masalah pendanaan proyek," kata Eveline.

Secara keseluruhan Calvin memprediksi kinerja sektor konstruksi di 2018 akan positif. Hal ini didukung fokus Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam membangun infrasrtuktur. Untuk 2018, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) pun kembali ditingkatkan hingga Rp 400 triliun. "Hal ini menguntungkan sektor konstruksi, terutama BUMN yang memiliki kapitalisasi dan kapabilitas memadai untuk proyek pemerintah," kata Calvin.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×