Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Luno Indonesia kini membuka akses bagi investor untuk membeli aset kripto yang masih dalam tahap awal pengembangan.
Meski belum sepenuhnya matang, Luno menjamin keamanan aset-aset baru yang ditawarkan melalui platformnya.
VP Product Luno, Aleks Andjelopolj, menyampaikan bahwa investor perlu mendapatkan akses aman ke berbagai aset kripto, khususnya melalui platform yang sudah teregulasi seperti Luno.
Baca Juga: Luno Tambah Enam Aset Kripto Baru Saat Bitcoin Pecah Rekor ke Level US$ 100.000
Untuk itu, Luno memastikan telah melakukan penilaian dan evaluasi ketat terhadap setiap aset sebelum tersedia di platform.
"Selain itu, kami membantu pelanggan mengambil keputusan bijak dengan menghadirkan aset lebih cepat di Luno dan menyediakan sumber edukasi untuk membantu mereka memahami risiko dan peluang," ujar Aleks dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan, Senin (28/4).
Aset kripto tahap awal yang tersedia di aplikasi Luno akan diberi label khusus bertuliskan ‘tahap awal’ (early stage).
Label ini dilengkapi tautan informasi rinci untuk membantu investor memahami karakteristik aset sebelum berinvestasi.
Dengan langkah ini, konsumen di Indonesia kini memiliki pilihan investasi kripto yang lebih beragam.
Namun Aleks mengingatkan, meski proyek-proyek tahap awal menawarkan potensi pertumbuhan tinggi, risikonya pun jauh lebih besar, termasuk volatilitas harga yang tajam.
Sebagai upaya mitigasi, Luno menyediakan berbagai materi edukasi untuk memperkaya pemahaman investor terhadap aset-aset tersebut.
Aleks menjelaskan, pembukaan akses terhadap aset tahap awal ini merupakan respons atas pertumbuhan industri kripto dan perubahan permintaan konsumen yang semakin dinamis.
Baca Juga: OJK Beberkan Penyebab Konsumen Kripto Indonesia Meningkat per Februari 2025
Di Luno, proyek kripto tahap awal pertama yang tersedia adalah Berachain, yang diluncurkan pada Februari 2025 lalu.
Berachain dirancang untuk menciptakan sistem ekonomi kolaboratif yang memberikan imbalan terhadap modal kerja.
Sistem ini mengandalkan mekanisme konsensus unik bernama Proof of Liquidity untuk mengonfirmasi transaksi, yang bertujuan menyesuaikan insentif di seluruh jaringan secara lebih efektif.
Selanjutnya: Prabowo Optimistis Kekayaan Danantara Bakal Tembus US$ 1 Triliun
Menarik Dibaca: Tren Kejahatan Siber 2025: Email Phising Berkeliaran
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News