Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga aset kripto Bitcoin dan kawan-kawannya kompak menunjukkan penguatan. Namun, reli ini juga berisiko membawa penurunan harga ke depannya.
Melansir Trading Economics, Rabu (23/4) pukul 19.17 WIB, harga Bitcoin naik 0,29% ke level US$ 93.735.
Tak ketinggalan, berbagai altcoin dan meme coin menunjukkan performa yang sama. Ether naik 3,27% secara harian di level US$ 1.817, Solana naik 2,01% secara harian di level US$ 151,89, dan DOGE naik 11,53% di level US 0,184.
Analis Reku Fahmi Almuttaqin menyebut, kenaikan harga aset kripto ini dipicu komentar positif dari Presiden AS Donald Trump dan Menteri Keuangan AS Scott Bessent terkait pelonggaran tarif terhadap China.
Dalam pidatonya, Trump menyatakan bahwa tarif 145% terhadap China akan turun secara substansial. Sementara itu, Scott Bessent menyebut kebijakan tarif saat ini sebagai embargo dagang yang tidak berkelanjutan, dengan harapan de-eskalasi akan terjadi dalam waktu dekat.
Pernyataan tersebut mendorong minat terhadap aset berisiko seperti aset kripto. Kenaikan pasar kripto yang dipimpin oleh sektor meme coin ini menandakan bahwa investor kemungkinan lebih memanfaatkan momentum jangka pendek untuk mendulang profit.
“Namun, beberapa pertimbangan mengisyaratkan bahwa reli ini bisa saja turut membawa risiko penurunan harga kembali,” ujar Fahmi dalam keterangan tertulis, Rabu (22/4).
Baca Juga: Robert Kiyosaki: Beli Emas, Perak, dan Bitcoin Demi Untung di Masa Depan
Penurunan harga dapat terjadi salah satunya karena banyak aset yang telah berada di kondisi jenuh jual. Selain itu, kebanyakan meme coin dengan kapitalisasi pasar yang cukup besar secara umum cenderung memiliki kekuatan likuiditas dan volume perdagangan yang tinggi.
“Kedua faktor tersebut akan memudahkan investor untuk keluar dari posisi yang diambilnya dalam momentum tertentu, jika sentimen positif dirasa mulai meredup.” lanjut Fahmi.
Namun, itu bukan satu-satunya kemungkinan yang bisa terjadi. Minat investor ritel terhadap meme coin di berbagai negara cukup besar. Semakin banyaknya investor dan traders yang bergabung dengan dorongan tren, reli dapat bertahan lebih lama.
Dalam beberapa hari terakhir ini, permintaan Bitcoin dari institusi menunjukkan pemulihan. Hal itu salah satunya terlihat dari aliran dana masuk neto ETF Bitcoin spot yang, dilansir dari Coinglass, mencatatkan angka US$ 381 juta dan US$ 719 juta pada 21–22 April.
Akan tetapi, menurut Fahmi, kenaikan likuiditas secara umum di pasar kripto masih relatif rendah. Itu terlihat dari total nilai terkunci (TVL) yang ada di berbagai jaringan dan platform DeFi, yang menandakan bahwa investor dari kalangan penggemar kripto sendiri mungkin masih mengambil posisi wait and see.
Kata Fahmi, perkembangan terkait dinamika kebijakan dan kepemimpinan di bank sentral AS, The Fed, akan menjadi kunci di situasi yang ada saat ini. Di tengah situasi yang ada, investor bisa mulai bersiap menghadapi kemungkinan reli besar yang dapat terjadi di pasar kripto.
“Bagi investor yang ingin mengoptimalkan keuntungan, maka strategi pengelolaan portofolio secara lebih aktif semakin menarik untuk dipertimbangkan di situasi seperti ini. Sementara bagi investor pemula, saat ini belum tergolong telat untuk mulai berinvestasi kripto,” tambahnya.
Baca Juga: Harga Bitcoin Stabil di Tengah Gejolak Geopolitik, Investor Waspada Ancaman Resesi AS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News