kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lesu di triwulan III, bagaimana proyeksi IHSG di kuartal terakhir 2019?


Senin, 30 September 2019 / 22:57 WIB
Lesu di triwulan III, bagaimana proyeksi IHSG di kuartal terakhir 2019?
ILUSTRASI.


Reporter: Irene Sugiharti | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada penghujung kuartal III, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini masih tercatat koreksi. Berdasarkan data RTI, IHSG hari ini ditutup terkoreksi 0,45% atau 27,787 poin ke level 6.169,102.

Mengulas kinerja Indeks di kuartal III, pergerakan IHSG sempat anjlok pada bulan Agustus lalu. Secara Historis, Agustus memang disebut sebut sebagai bulan terburuk bagi kinerja IHSG. 

Baca Juga: Ekonomi tumbuh melambat, langkah IHSG tersendat

Mengutip data dari RTI, kinerja indeks 3 bulan terakhir tercatat minus 3,38%. Sementara secara year to date, IHSG juga tercatat masih minus 0, 49%. Adapun posisi indeks terendah terjadi pada bulan Agustus yakni berada di level 6.022. 

Menurut analis Bina Artha Sekuritas Muhammad Nafan Aji, kinerja indeks pada kuartal ketiga tahun 2019 ini dipengaruhi cukup banyak sentimen di antaranya seperti perang dagang dan sentimen geopolitik. 

"Saya menyoroti faktor global terkait tensi perang dagang AS dan China. Kemudian terkait dengan sentimen Brexit yang membuat kondisi ekonomi Inggris tertekan, serta kondisi Hong Kong," katanya.

Sentimen negatif lainnya yang juga mempengaruhi IHSG menurut Nafan ialah adanya penyerangan kilang minyak Arab Saudi yang sempat membuat harga minyak bergerak naik. 

Baca Juga: Investor cermati aksi demo, rupiah kembali melemah di awal pekan ini

Selain faktor yang telah disebutkan Nafan, Head of Researh Invofesta Wawan Hendrayana melihat pada triwulan III tahun ini IHSG juga dipengaruhi oleh sentimen perlambatan ekonomi dan gelombang keluarnya dana asing yang berpindah dari saham menuju SBN.

Sehingga meskipun suku bunga acuan BI sudah turun 3 kali sebanyak 75 basis point, namun cenderung belum berhasil menggerakkan IHSG. 

Tapi meskipun belum berhasil mendorong indeks untuk banyak bergerak, Nafan menekankan penurunan suku bunga acuan oleh BI merupakan sentimen yang perlu diapresiasi. Pasalnya dapat mendukung pertumbuhan indeks keyakinan konsumen, PMI manufacturing indeks, dan kestabilan pertumbuhan ekonomi.

Lalu pada kuartal IV mendatang, Wawan optimis IHSG akan mulai membaik seturut dengan adanya sentimen window dressing. “Secara historis di kuartal 4 akan membaik terutama di bulan November dan Desember karena ada window dressing," katanya.

"Kami masih optimis hingga akhir tahun IHSG akan ada di level 6.550-6.800. Kami masih percaya dengan efek suku bunga turun dan di akhir tahun belanja pemerintah akan digenjot jadi biasanya di kuartal 4 ini akan ada perbaikan dari sisi pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada perbaikan pendapatan emiten,” jelas Wawan. 

Baca Juga: Terkoreksi hari ini, bagaimana proyeksi IHSG Selasa besok?

Hingga saat ini secara ytd, Wawan melihat sektor properti, infrastruktur dan telekomunikasi merupakan sektor-sektor yang masih positif. Sementara di kuartal IV, ia melihat sektor keuangan masih akan menjadi yang diincar investor. Kemudian, sektor infrastruktur telekomunikasi menurut Wawan juga masih akan dipilih. 

Di sisi lain, sentimen kabinet Jokowi, menurut Nafan diharapkan akan menjadi sentimen positif bagi pasar. Sampai akhir tahun, Nafan memproyeksikan IHSG akan tetap mencapai target yang ditentukan yakni di level 6.675.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×