kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Intip Rekomendasi Saham United Tractors (UNTR) yang Incar Tambang Baru di Luar Negeri


Minggu, 08 Juni 2025 / 07:34 WIB
Intip Rekomendasi Saham United Tractors (UNTR) yang Incar Tambang Baru di Luar Negeri
ILUSTRASI. Analis memberikan rekomendasi saham United Tractors (UNTR) yang sedang rajin mengincar tambang baru di luar negeri


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) terus menunjukkan ambisinya untuk meningkatkan porsi pendapatan dari sektor non-batubara. Salah satu langkah yang ditempuh oleh emiten anggota Grup Astra ini adalah mencari tambang mineral baru di luar negeri.

Business Development Director United Tractors Iwan Hadiantoro mengatakan, pihaknya sedang fokus mencari peluang ekspansi sektor non-batubara di luar Indonesia. UNTR pun cukup gencar mencari tambang mineral baru, baik berupa emas atau nikel, di Australia hingga Kanada.

Salah satu alasan UNTR memilih ekspansi ke luar negeri adalah kondisi mayoritas tambang mineral skala besar di Indonesia yang sudah dimiliki oleh perusahaan lain dan statusnya tidak dijual. “Kalau di Australia, tambangnya masih banyak dan struktur buminya juga lebih tua,” ujar dia saat media visit ke Redaksi KONTAN, Selasa (3/6).

Dia melanjutkan, UNTR telah memantau hampir seluruh tambang mineral di Australia, terutama di wilayah Australia Barat dan Queensland. Hanya saja, sejauh ini UNTR belum menemui kata sepakat dengan pemilik tambang yang hendak diakuisisinya di Australia.

Baca Juga: Tingkatkan Bisnis Non-Batubara, United Tractors (UNTR) Cari Tambang di Luar Negeri

Walau begitu, Iwan memastikan hal itu tidak menjadi masalah. Pada dasarnya peluang ekspansi seperti akuisisi tambang tidak datang setiap saat. Ada banyak proses yang dilalui sebelum akuisisi tersebut terjadi. UNTR juga mempertimbangkan dinamika harga komoditas mineral seperti emas dan nikel sebelum bergerak mengakuisisi tambang tersebut.

Terlepas dari itu, UNTR mengklaim siap dari sisi pendanaan untuk mengeksekusi agenda ekspansi di luar negeri. Iwan memperkirakan, kebutuhan capital expenditure (capex) atau belanja modal untuk akuisisi ada di kisaran US$ 500 juta sampai US$ 1 miliar dalam satu tahun.

UNTR bakal mengutamakan pendanaan melaui kas internal untuk keperluan ekspansi berupa akuisisi tambang. Jika kurang, maka UNTR bisa mengandalkan pinjaman sindikasi dari perbankan, baik dalam maupun luar negeri.

Upaya akuisisi tambang mineral di luar negeri ditujukan untuk menyeimbangkan porsi pendapatan batubara dan non-batubara UNTR menjadi 50:50 dalam beberapa tahun mendatang. Saat ini, porsi pendapatan UNTR dari sektor batubara berada di kisaran 65%, sedangkan 35% sisanya berasal dari sektor nonbatubara.

Kinerja bisnis non-batubara UNTR cukup positif pada 2025. Di segmen tambang emas, UNTR membukukan kenaikan penjualan 32,84% year on year (yoy) menjadi 89.000 ons troi pada Januari-April 2025. Sedangkan di segmen tambang nikel, UNTR meraih kenaikan penjualan nikel ore 17,22% yoy menjadi 701.000 wet metrik ton hingga April 2025.

Baca Juga: Anak Usaha United Tractors (UNTR) Pasang PLTS Atap di Pabrik IPPI

Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan menilai, rencana ekspansi ke luar negeri merupakan respons strategis UNTR terhadap menurunnya prospek jangka panjang batubara, sekaligus menjadi sinyal transformasi menuju model bisnis yang terdiversifikasi dan berkelanjutan.

Namun, ekspansi ini bukan tanpa tantangan, mengingat capex yang dibutuhkan tergolong besar sekalipun UNTR menyatakan punya modal yang cukup. Belum lagi, proses perizinan dan perpajakan sektor tambang di luar negeri juga berbeda dengan Indonesia.

Ketika akuisisi ini sukses, UNTR juga harus memastikan proses transisi operasional tambang baru berjalan mulus agar kinerjanya tidak terganggu. "Meski arah strateginya positif, investor tetap harus memerhatikan risiko tersebut," ujar dia, Selasa (3/6).

Ekky merekomendasikan beli saham UNTR dengan target jangka panjang di level Rp 26.500 per saham dan Rp 30.000 per saham.

 

Sementara itu, dalam riset 5 Mei 2025, Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer merekomendasikan overweight saham UNTR dengan target harga di level Rp 28.725 per saham.

Walau menghadapi tantangan berat di sektor terkait batubara, UNTR tetap menunjukkan ketahanan kinerja yang solid terutama di lini bisnis mesin konstruksi dan emas. "UNTR juga mampu mengatasi tekanan margin di seluruh operasinya," tulisnya.          

Selanjutnya: Rilis Aturan Baru Produk Asuransi Kesehatan, Begini Pertimbangan OJK

Menarik Dibaca: 5 Fitur Unggulan HP Vivo Terbaru Vivo Y100 yang Bikin Banyak Orang Terpukau

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×