kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Investor cermati aksi demo, rupiah kembali melemah di awal pekan ini


Senin, 30 September 2019 / 18:26 WIB
Investor cermati aksi demo, rupiah kembali melemah di awal pekan ini
ILUSTRASI. Uang rupiah


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) kembali melemah di awal pekan ini. Rupiah melemah karena faktor domestik maupun global.

Mengutip data Bloomberg, Senin (30/9), kurs rupiah melemah 0,16% ke level Rp 14.195 per dollar AS.  Berbeda, rupiah di kurs tengah Bank Indonesia (BI) justru menguat 0,16% ke level Rp 14.174 per dollar AS.

Menurut analis Monex Investindo Faisyal, koreksi rupiah karena aksi demonstrasi lanjutan yang masih saja terjadi. Faisyal bilang, kondisi yang kurang baik ini menyebabkan investor asing enggan masuk ke pasar keuangan Indonesia. “Pelemahan rupiah didominasi kekhawatiran atas kondisi keamanan nasional,” ujar Faisyal.

Selain itu, Faisyal juga menyebutkan, perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang semakin memburuk juga ikut menekan rupiah.

Baca Juga: Melemah enam hari berturut-turut, rupiah ke 14.195 per dolar AS

Sementara, ekonom Bank Permata Josua Pardede menyampaikan, faktor global terutama perang dagang yang masih memanas lebih mendominasi pelemahan rupiah. Apalagi beberapa mata uang Asia juga terkoreksi.

Hubungan AS dan China memburuk menyusu rencana Pemerintah AS yang membatasi investasi perusahaan AS ke China. “Ini merupakan babak baru dari ketegangan sebelum pertemuan negosiasi dagang yang direncanakan terjadi pada bulan Oktober,” kata Josua.

Faisyal memprediksi rupiah masih berpotensi melemah pada esok hari. Ia bilang perkembangan kondisi keamanan nasional masih akan dipantau oleh investor. Selain itu, investor juga masih akan melihat perkembangan perang dagang yang terlihat mulai memanas.

Sedangkan Josua menyebutkan, pasar masih akan memantau kondisi terkini dari perang dagang.  “Rupiah belum akan kemana-mana,” ujar Josua.

Faisyal dan Josua sepakat bahwa satu-satunya energi yang bisa menahan pelemahan rupiah esok hari ialah rilis data inflasi dalam negeri. Faisyal menebak, data inflasi masih cukup stabil sehingga pasar memandang positif hal tersebut.

Faisyal menebak rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.100 -Rp 14.250 per dollar AS pada Senin (1/9). Sedangkan Josua memperkirakan rupiah berada di kisaran Rp 14.150 - Rp 14.250 per dollar AS.

Baca Juga: IHSG terkoreksi 0,45% menutup September

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×