Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias sukuk negara pada Selasa (20/9) kurang ramai. Investor tengah menantikan berbagai hasil rapat kebijakan bank-bank sentral global yang berlangsung pekan ini.
Situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mencatat, total penawaran yang masuk dalam lelang kali ini mencapai Rp 9,9 triliun. Dari jumlah tersebut, pemerintah menyerap dana sesuai target indikatif yakni Rp 4 triliun.
Sebagai pembanding, pada lelang sukuk negara dua pekan sebelumnya yakni 6 September 2016, pemerintah memenangkan lelang Rp 6 triliun dari jumlah penawaran Rp 13,44 triliun.
Ada lima seri sukuk pemerintah yang ditawarkan dalam lelang tersebut. Pertama, SPNS21032017 yang diserap Rp 1 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 5,87% dan imbalan diskonto. Instrumen tersebut meraih penawaran Rp 2,01 triliun dengan yield tertinggi 7% dan yield terendah 5,81%. Efek ini tenggat waktunya 21 Maret 2017.
Kedua, PBS009 yang dimenangkan Rp 690 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 6,38% dan imbalan 7,75%. Sukuk tersebut mengoleksi penawaran Rp 4,42 triliun dengan yield tertinggi 6,81% dan yield terendah 6,37%. Obligasi ini akan jatuh tempo pada 25 Januari 2018.
Ketiga, PBS006 yang diserap Rp 920 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 6,81% dan imbalan 8,25%. Surat utang tersebut meraup penawaran Rp 1,46 triliun dengan yield tertinggi 6,96% dan yield terendah 6,62%. Seri ini bakal kedaluwarsa pada 15 September 2020.
Keempat, PBS011 yang dimenangkan Rp 990 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 7,21% dan imbalan 8,75%. Instrumen tersebut mencetak penawaran Rp 1,05 triliun dengan yield tertinggi 8,15% dan yield terendah 7%. Efek ini tenggat waktunya 15 Agustus 2023.
Kelima, PBS012 yang diserap Rp 400 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 7,54% dan imbalan 8,87%. Sukuk tersebut menghimpun penawaran Rp 941 miliar dengan yield tertinggi 7,78% dan yield terendah 7,5%. Obligasi ini akan jatuh tempo pada 15 November 2031.
Dana hasil lelang ditujukan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016. Setelmen akan dihelat pada 22 September 2016.
Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra menuturkan, wajar apabila tawaran yang masuk dalam lelang sukuk pekan ini lebih mini. Sebab, pelaku pasar tengah fokus pada beberapa agenda penting yang terjadi di dunia.
Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed menggelar rapat untuk membicarakan arah kebijakan moneter selanjutnya pada 20 September 2016 - 21 September 2016. Investor menantikan kejelasan mengenai rencana kenaikan suku bunga acuan The Fed yang saat ini di level 0,25% - 0,5%.
Sebelumnya, Gubernur The Fed Janet Yellen mengungkapkan, ruang pengetatan kebijakan moneter negara tersebut kian terbuka seiring perbaikan beberapa indikator makro ekonomi. The Fed berencana mengerek suku bunga acuan setidaknya sekali pada tahun 2016.
Ada pula rapat Bank of Japan (BoJ) pada 21 September 2016. Pasar menantikan apakah Negeri Sakura bakal tetap menggelontorkan stimulus guna menggairahkan ekonomi dan mengerek inflasi. "Ada juga Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 21 September 2016 - 22 September 2016," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News