kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kuartal I, laba bersih Saratoga tumbuh 383%


Rabu, 30 April 2014 / 15:27 WIB
Kuartal I, laba bersih Saratoga tumbuh 383%
ILUSTRASI. Direktur Utama PT WIR ASIA Tbk (WIRG) Michel Budi Wirjatmo menyampaikan sambutan dalam acara pencatatan saham WIR Group di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (4/4).


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Senyum Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga S. Uno semakin lebar. Pasalnya pendapatan dan laba besih perusahaan yang didirikan oleh keduanya, yakni PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) naik tajam.

Sepanjang tiga bulan pertama 2014, pendapatan SRTG naik 169% menjadi Rp 1,6 triliun dibanding periode yang sama tahun 2013.

Bahkan untuk laba bersihnya, SRTG mencetak kenaikan 383% menjadi Rp 444 miliar. Kontribusi laba terbesar berasal dari peningkatan kinerja perusahaan investee  sebesar Rp 169 miliar dan laba kurs sebesar Rp 159 miliar, berkat penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat di kuartal I 2014 ini.

Presiden Direktur SRTG, Sandiaga S. Uno menjelaskan, penguatan ekonomi yang terjadi di awal tahun 2014 telah berhasil mendorong kinerja perseroan. "Peningkatan kinerja selama kuartal I tahun ini menunjukkan bahwa perseroan berhasil mengoptimalkan potensi pertumbuhan ekonomi yang terus menguat, baik domestik maupun global. Kami akan terus berusaha mempertahankan momentum positif ini untuk meraih target bisnis yang telah ditetapkan," jelas Sandiaga S. Uno, dalam keterangan tertulisnya (30/4).

Chief Financial Officer PT Saratoga Investama Sedaya Tbk, Jerry Ngo menambahkan, untuk memaksimalkan potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2014, Perseroan telah mengalokasikan dana sekitar US$ 100 juta untuk investasi baru di sektor-sektor strategis termasuk sektor infrastruktur.

“Meningkatnya kebutuhan energi memberikan peluang investasi yang menarik. Kami sedang menjajaki investasi di proyekpower plant mengingat permintaan listrik di Indonesia setiap tahun tumbuh rata-rata 8,4%,” tambah Jerry.

Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang rata-rata 6% per tahun, dibutuhkan tambahan pasokan listrik sekitar 5.700 Mega Watt (MW). Menurut data Perusahaan Listrik Negara, selama periode 2013-2022 dibutuhkan tambahan pasokan listrik 60 Giga Watt (GW), jaringan transmisi 58.000 kilo meter sirkit (kms), dan gardu induk 134.000 Mega Volt Ampere (MVA).

Kinerja positif SRTG selama kuartal I 2014 secara keseluruhan tetap bertumpu pada tiga sektor bisnis utama perseroan yaitu konsumer, infrastruktur dan sumber daya alam. Jerry menambahkan, sektor konsumen dan infrastruktur masih terus melanjutkan penguatan bisnis, sejalan dengan membaiknya perekonomian domestik. Sementara di sektor sumber daya alam, harga batubara yang mengalami penurunan selama 2 tahun terakhir, mulai menunjukkan sinyal penguatan.

“Kami optimis tahun 2014 akan memberikan kinerja yang lebih optimal, mengingat potensi pertumbuhan ekonomi baik global maupun domestik akan lebih tinggi daripada tahun 2013. Meski demikian, Saratoga akan tetap fokus melakukan investasi secara disiplin untuk meraih hasil yang optimal,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×