Reporter: Merlinda Riska | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) berencana lakukan Initial Public Offering (IPO) untuk perusahaan investasinya yang berada di bisnis pembangkit tenaga listrik (power plant) dalam 2-3 tahun ke depan.
Menurut Chief Financial Officer Saratoga Investama Sedaya Jerry Ngo, hal ini untuk terus memperkuat pertumbuhan perusahaan-perusahaan investasi yang solid. Sehingga dalam 2-3 tahun ke depan, Saratoga berencana untuk melakukan IPO (Penawaran Umum Perdana Saham) untuk sejumlah perusahaan investasinya, terutama dari sektor bisnis sumber daya mineral, gas dan minyak bumi serta sektor bisnis infrastruktur, seperti bisnis pembangkit tenaga listrik (power plant).
"Bisnis power plant merupakan bisnis yang prospektif untuk dikembangkan ke depannya mengingat hingga kini masih 70% populasi Indonesia yang memiliki akses ke listrik," kata Jerry, Jumat (28/6).
Berikut gambaran kinerja perusahaan-perusahaan investasi Saratoga pada 2013 kemarin.
Sektor Bisnis Infrastruktur
Di tahun 2013, PT Tower Bersama Tbk (TBIG) berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 2,7 triliun, meningkat 57% dibandingkan tahun 2012, sehingga mampu mencetak kenaikan laba bersih sebesar 45% menjadi Rp 1,3 triliun. Sepanjang 2013, TBIG tercatat sebagai perusahaan penyewaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia dengan total menara mencapai 10.134 lokasi.
Di bisnis jalan tol, PT Lintas Marga Sedaya (LMS) telah memulai pembangunan proyek tol Cikampek-Palimaman (Cirebon). Proses pembebasan lahan sudah selesai hingga 100%, dan kini sedang dalam tahap konstruksi. Proyek jalan tol ini ditargetkan untuk rampung pada pertengahan 2015.
Di sektor bisnis kilang minyak, tahun lalu PT Tri Wahana Universal (TWU) berhasil mencetak kinerja yang sangat baik. Kontribusinya sangat signifikan terhadap kinerja konsolidasi Saratoga. TWU berhasil meningkatkan kapasitas produksinya dari 6.000 menjadi 18.000 barel minyak per hari (bopd). Hingga kini, TWU merupakan satu-satunya perusahaan kilang minyak swasta di Indonesia.
Di bisnis power plant, PT Medco Power Indonesia, yang merupakan pemegang saham mayoritas di konsorsium Sarulla Operation Limited, sukses menyelesaikan dan menandatangani amandemen untuk Energy Sales Contract (ESC) dan Join Operating Contract (JOC). Proyek Sarulla adalah proyek pembangkit listrik geothermal dengan kontrak tunggal terbesar dengan kapasitas mencapai 330MW. Perusahaan menargetkan untuk mengkapitalisasi potensi sumber daya geothermal di Indonesia yang sangat besar.
Sektor Bisnis Produk dan Jasa Konsumen
PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) mampu meraih kinerja gemilang di tahun 2013. MPMX membukukan kenaikan laba bersih sebesar 41% menjadi Rp 526,5 miliar. Kenaikan laba bersih tersebut ditopang oleh pendapatan MPMX yang tumbuh 29% menjadi Rp 13,9 triliun.
Tahun lalu, MPMX mampu mencatat peningkatan penjualan sepeda motor Honda sebesar 23% menjadi 905.175 unit. Selain itu, MPMX juga mulai melakukan ekspansi bisnis roda empat yang ditandai dengan kesepakatan kerjasama untuk menjadi agen penjualan resmi dan penyedia layanan purnajual mobil merek Nissan dan Datsun di Indonesia. Kemajuan positif yang signifikan ini mendorong bisnis kendaraan roda empat MPMX untuk kedepannya.
Sektor Bisnis Sumber Daya Alam
PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) berhasil mencatat penjualan batubara sebanyak 53,57 juta ton batubara pada tahun 2013, atau naik 10% dibandingkan tahun 2012. Secara finansial, tahun lalu Adaro mampu membukukan penjualan senilai US$ 3,7 miliar dengan laba bersih sebesar US$ 229,3 juta.
Sementara itu, Provident Agro berhasil meningkatkan penjualan sebesar 19% menjadi Rp 711 miliar. Peningkatan pendapatan ini didorong oleh kenaikan volume penjualan CPO (minyak kelapa sawit mentah) sebesar 21%. Sampai dengan akhir tahun 2013, Provident memiliki perkebunan di Sumatera dan Kalimantan seluas 106.000 hektare, dengan 45.297 hektare tanah yang telah ditanami.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News