kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,23   6,87   0.74%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Koreksi bursa saham 10% akan terasa seperti 25%


Rabu, 07 Februari 2018 / 05:30 WIB
Koreksi bursa saham 10% akan terasa seperti 25%


Sumber: CNBC | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi jual di Wall Street mulai mereda pada Selasa (6/2). Tapi, bursa masih beredar di zona merah. Di bursa, koreksi dengan persentase kecil akan lebih terasa seiring indeks saham sebelumnya rekor.

Larry Glazer, fund manager Mayflower Advisors mengatakan, sudah lama sekali tidak terjadi koreksi besar. Koreksi besar selanjutnya kemungkinan akan bikin investor pening.

"Ketika ada koreksi 10%, akan terasa seperti koreksi 20% hingga 25%," kata Glazer kepada CNBC. Informasi saja, koreksi lebih dari 10% terakhir kalinya adalah Agustus 2015 di pasar saham AS.

Jika Dow Jones anjlok hingga 10%, indeks akan turun lebih dari 2.430 poin. Ini adalah hitungan berdasarkan pergerakan semalam. Dua tahun lalu, koreksi 10% hanya akan memangkas sekitar 1.500 poin pada indeks Dow Jones.

Glazer mengatakan, banyak investor yang masih bertanya-tanya atas kenaikan volatilitas pasar dalam beberapa hari terakhir. "Banyak investor bertanya, apakah ini koreksi terbesar? Jadi, investor belum terkondisikan pada koreksi," kata dia.

Ketakutan vs ketamakan

Glazer melihat dinamika yang berkebalikan dan melibatkan ketamakan di pasar saham. Dalam jangka panjang, pasar saham secara fundamental akan bullish. Dia memilih strategi untuk menghindari pilihan-pilihan lama yang sudah berjalan, seperti saham FANG: Facebook, Amazon, Netflix, dan Alphabet (Google).

"Investor takut merasa bodoh jika tidak memiliki saham FANG. Di sisi lain, investor pun takut harus memiliki saham-saham ini jika memang ada koreksi 10%," kata Glazer.

Untuk saat ini, pilihan saham-saham Glazer adalah saham dengan kapitalisasi pasar kecil dan saham-saham komoditas. Saham-saham ini memiliki momentum dalam enam bulan terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×