Sumber: CNBC | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street ditutup mixed pada perdagangan Kamis (1/2) kemarin. Indeks S&P 500 turun 0,1% ke 2.821,98. Nasdaq Composite pun turun hingga 0,4% ke 7.385,86.
Hanya Dow Jones Industrial Average yang menguat 0,14% ke 26.186,71. Pada bulan pertama tahun ini, ketiga indeks mencetak kinerja moncer.
Menurut Howard Silverblatt, senior index analyst pada S&P Dow Jones Indices mengatakan, secara historis, pasar saham yang menguat pada bulan Januari akan membawa pasar saham positif sepanjang tahun tersebut. Jadi, pasar saham berpeluang mencetak return yang oke pada tahun ini.
Lepas dari bulan Januari, pasar saham tertekan. Salah satu tekanan datarng dari laporan awal produktivitas pada kuartal keempat yang turun 0,1%. Angka ini jauh di bawah prediksi polling Reuters dengan kenaikan 1%.
Jeremy Klein, chief market strategist FBN Securities mengungkapkan, tak hanya meleset, angka produktivitas ini juga berada di bawah 0%. Dia mengatakan, hal ini bisa memicu inflasi yang lebih tinggi.
"Selain itu, penurunan tajam pasar saham Jerman menekan bursa AS pada perdagangan bursa," kata dia seperti dikutip CNBC. Indeks DAX di Jerman anjlok 1,4% kemarin.
Aksi jual yang melanda pasar obligasi Amerika Serikat pun menjadi sentimen negatif bagi indeks. Aksi jual menurunkan harga obligasi dan mengerek imbal hasil surat utang pemerintah ini. Kemarin, imbal hasil US treasury bertenor 10 tahun naik ke 2,79%.
Imbal hasil US treasury 30 tahun melewati angka 3%, tertinggi sejak Mei tahun lalu. "Pasar obligasi mendekati level yang tak terlihat sejak lama," ujar Daniel Deming, managing director KKM Financial.
Koreksi pasar saham terjadi di tengah rilis 70 laporan keuangan emiten yang muncul kemarin. Alphabet, Amazon, Apple, Visa, dan Mattel merupakan beberapa emiten yang merilis kinerja kuartalan.
"Hampir 51% emiten sektor teknologi telah melaporkan kinrja dan 86% di antaranya mencatat kinerja yang lebih tinggi ketimbang prediksi," kataLindsey Bell, investment strategist CFRA. Angka ini lebih baik ketimbang S&P 500 hingga kemarin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News