kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.933.000   16.000   0,83%
  • USD/IDR 16.108   -110,00   -0,68%
  • IDX 7.956   62,79   0,80%
  • KOMPAS100 1.123   6,10   0,55%
  • LQ45 831   1,35   0,16%
  • ISSI 267   3,72   1,42%
  • IDX30 429   0,23   0,05%
  • IDXHIDIV20 493   1,16   0,24%
  • IDX80 125   0,34   0,27%
  • IDXV30 128   0,49   0,38%
  • IDXQ30 139   0,38   0,27%

Kinerja TPIA Melonjak di Semester I 2025, Cermati Rekomendasi Analis


Kamis, 14 Agustus 2025 / 06:50 WIB
Kinerja TPIA Melonjak di Semester I 2025, Cermati Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk secara resmi telah mengubah nama Perseroan menjadi PT Chandra Asri Pacific Tbk (Chandra Asri Group) dengan kode saham TPIA.PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) mencatat lonjakan kinerja di semester I, meski sebagian besar pertumbuhan dari keuntungan non-operasional.


Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Noverius Laoli

Harga bahan baku berbasis naphta juga tetap tinggi, sementara permintaan global belum sepenuhnya pulih. Sebelum konsolidasi Aster, TPIA bahkan masih membukukan rugi US$ 23,58 juta pada kuartal I 2025.

“Lonjakan laba TPIA terutama karena keuntungan non-operasional,” ujar Ekky. 

Ia menambahkan, prospek TPIA akan sangat bergantung pada keberhasilan integrasi Aster dan perbaikan kinerja operasional. 

Sentimen positif dapat datang dari peningkatan kapasitas aset baru, ekspansi melalui akuisisi pabrik plastik, serta posisi kas yang kuat. 

Baca Juga: Kinerja Emiten CPO Grup Salim Tumbuh per Semester I 2025, Cek Rekomendasi Sahamnya

Namun, risiko tetap ada dari lemahnya siklus petrokimia global dan potensi tekanan biaya akibat aset tua di Singapura.

Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI), Muhammad Wafi, menyatakan margin TPIA tertekan oleh penurunan harga jual rata-rata, khususnya poliolefin, akibat lemahnya permintaan global dan tingginya harga bahan baku. 

Utilisasi pabrik juga turun menjadi 88% karena perawatan dan rendahnya permintaan.

Menurut Wafi, TPIA perlu meningkatkan pemanfaatan kapasitas pabrik untuk menurunkan biaya per unit, mencari bahan baku yang lebih murah atau kontrak jangka panjang yang stabil, serta memperbesar kontribusi produk bernilai tambah dan margin tinggi. 

Baca Juga: CPIN Kantongi Laba Rp 1,9 Triliun di Semester I-2025, Cek Rekomendasi Analis

Ia juga menyarankan perluasan pasar ekspor, termasuk ke Asia Tenggara dan India.

Ekky merekomendasikan sikap wait and see untuk saham TPIA, sedangkan Wafi menilai valuasi TPIA saat ini tergolong mahal, dengan price to book value 8,7 kali. Ia menyarankan investor mempertimbangkan masuk pada kisaran harga Rp 8.500 per saham.

Selanjutnya: Rekomendasi Saham Sektor Infrastruktur Pilihan Analis

Menarik Dibaca: Honor 400 Pro Mengusung Fitur Fast Charging 100W? Nggak Perlu Power Bank Lagi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×