kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.202   22,00   0,14%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Kinerja Grup Wijaya Karya (WIKA) masih positif di tengah penurunan


Rabu, 31 Juli 2019 / 22:05 WIB
Kinerja Grup Wijaya Karya (WIKA) masih positif di tengah penurunan


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja Group Wijaya Karya (WIKA) nampaknya masih cukup baik di semester I 2019. WIKA dan kedua anak usahanya yakni Wijaya Karya Beton (WTON) dan Wijaya Karya Gedung (WEGE) berhasil mencatat kenaikan laba usaha di semester I 2019.

Direktur Utama WIKA Tumiyana yakin bahwa WIKA akan terus meningkatkan kapasitasnya dengan mengerjakan proyek-proyek baru berskala besar karena masih memiliki cukup ruang untuk meningkatkan kekuatan permodalan.

Sepanjang 2019, WIKA berhasil meneken deretan kontrak baru, baik di dalam maupun luar negeri. Kontrak baru WIKA di tahun 2019 di antaranya pembangunan jalan tol Serpong–Balaraja di Banten, relokasi pipa Pertamina di Jawa Barat, Hotel Domestik Terminal 3 Bandara Soekarno–Hatta di Banten, hingga deretan proyek-proyek luar negeri seperti di Malaysia, Aljazair dan Taiwan.

Baca Juga: Pendapatan turun, laba Wijaya Karya (WIKA) malah melonjak 72%

Bisnis grup WIKA terdorong terutama di bidang penjualan beton. WTON mencatat kenaikan pendapatan year-on-year (yoy) sebesar 1,63% menjadi Rp 2,64 triliun. Di periode yang sama tahun 2018, WTON mencatatkan nilai pendapatan Rp 2,59 triliun.

Pendapatan WTON didominasi oleh penjualan produk putar yang nilai penjualannya mencapai Rp 1,48 triliun di semester ini. Angka ini naik dari periode 2018 yang hanya Rp 1,374triliun. Sementara itu, penjualan produk non putar merosot 17,64% menjadi Rp 803,48 miliar.

Baca Juga: Analis: Kinerja Wika Beton (WTON) ditopang kebijakan infrastruktur pemerintah

Berdasarkan penjualan menurut wilayah operasi, wilayah III DKI Jakarta menjadi wilayah dengan penjualan produk beton tertinggi yang nilainya mencapai 801,606 miliar. Jumlah ini melejit hampir 91% dari periode sebelumnya yang hanya sebesar Rp 420,01 miliar.

Meski demikian, penjualan produk beton di bebrapa wilayah operasi lain cenderung menurun. Misalnya di Wilayah Penjualan I Sumatra Utara, penjualan turun hingga 44,19% menjadi Rp 133,25 miliar, Wilayah Penjualan VII Sulawesi Selatan anjlok 38,2% menjadi Rp 318,49 miliar, dan penjualan produk beton di Wilayah V Jawa Timur merosot hingga 47,8% menjadi 318,49 miliar.

WTON pun meraup laba bersih berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk mencapai Rp 166,66 miliar atau naik tipis 3,82% dari periode sebelumnya yang hanya Rp 160,530 miliar.

Meski hanya naik tipis, manajemen WTON menargetkan peningkatan kinerja hingga 15% hingga akhir tahun 2019. Yuherni Sisdwi, Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Beton (WTON) mengatakan tahun ini pihaknya mengincar perolehan kontrak baru sebesar Rp 9 triliun atau naik 18% dibanding periode sebelumnya. “Manajemen optimis bisa meraih target pencapaian ini,” ujar Yuherni saat dihubungi Kontan.co.id pada Selasa (30/7).

Baca Juga: Wika Gedung (WEGE) mengincar proyek andalan milik Jakpro di Semester II

Di sisi lain, anak usaha WIKA lainnya yakni Wijaya Karya Gedung (WEGE) mencatat penurunan pendapatan bersih. Pada semester I 2019, WEGE mencatatkan pendapatan bersih di angka Rp 2,153 triliun. Raihan pendapatan ini cukup merosot jika dibandingkan periode tahun lalu yang mencapai Rp 2,403 triliun.

Subsektor yang merosot paling parah adalah properti. Pada periode ini WEGE hanya membukukan pendapatan dari properti senilai Rp 73,65 miliar. Angka ini anjlok 51,3% dari periode sebelumnya yang mencapai Rp 151,31 miliar.

Merosotnya pendapatan dari properti disebabkan karena pengembangan properti diberikan kepada anak usaha lainnya.”WEGE tidak melanjutkan pengembangannya. Kami saat ini hanya melakukan selling atas unit-unit properti yang belum terjual saja,” terang Bobby Kusuma, Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Gedung (WEGE) kepada Kontan.co.id (31/7).

Baca Juga: Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dongkrak penjualan Wijaya Karya Beton (WTON)

Pendapatan dari jasa konstruksi juga turun 8,22% menjadi 2,066 triliun. Turunnya pendapatan konstruksi adalah dampak agenda nasional pilpres dan pileg. “ Sehingga rencana kontrak baru yang sebagian besar berasal dari sisi pemerintah dan BUMN ikut tertunda,” lanjut Bobby.

Kenaikan hanya terjadi di lini industri dimana WEGE meraup pendapatan Rp 12,93 miliar. Untuk diketahui, di periode sebelumnya WEGE tidak menerima pendapatan dari pos ini.

Meski pendapatan bersih turun, namun WEGE masih mencatat kinerja yang cukup prima. Di paruh pertama 2019, WEGE berhasil meraup laba Rp 181,60 miliar. Angka ini naik tipis 0,3% dibanding periode tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 181,07 miliar.

Bobby mengamini ikhwal turunnya pendapatan di semester ini. Ia menambahkan, perolehan kontrak baru memang mengalami penurunan secara year-on-year (yoy). “Tetapi WEGE berusaha tetap menjaga perolehan laba bersih sehingga masih sedikit lebih tinggi dibandingkan semester I-2018” ujar Bobby.

Baca Juga: Wijaya Karya Beton (WTON) mengejar target kenaikan kinerja 15% tahun ini

Kinerja keuangan dua entitas anak ini berimbas pada moncernya kinerja WIKA selama satu semester ini. Berdasarkan laporan keuangan WIKA yang dirilis Rabu (31/7), WIKA mencatatkan laba bersih Rp 890,88 miliar pada semester I tahun 2019. Laba bersih ini naik 72,23% jika dibandingkan dengan semester pertama tahun lalu Rp 517,25 miliar.

Laba WIKA melonjak meski pendapatan emiten pelat merah ini turun 12,43% menjadi Rp 11,36 triliun pada semester pertama tahun ini dari sebelumnya Rp 12,98 triliun.

Baca Juga: Laba Wijaya Karya Beton (WTON) naik tipis 3,8% di Semester I-2019

Pendapatan segmen infrastruktur dan gedung turun 14,66% menjadi Rp 7,31 triliun. Sedangkan pendapatan energi dan industrial plant turun 24,67% menjadi Rp 1,87 triliun.

Di sisi lain, WIKA mencatat kenaikan pendapatan precast sebesar 2,79% menjadi Rp 1,63 triliun dan pendapatan realty dan properti naik 60% menjadi Rp 556,07 miliar.

Kinerja positif perusahaan di semester I tercermin dari perolehan kontrak baru WIKA yang mencapai Rp 15,23 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×