Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli
Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus mengatakan, penurunan kinerja emiten ritel disebabkan salah satunya karena kenaikan suku bunga atau BI 7 Days Repo Rate (BI7DRR) menjadi 6%.
Namun, tidak hanya itu, masalah harga juga menjadi pemberat bagi beberapa emiten ritel. "Dengan berbagai macam produk yang ada di pasar, tentu konsumen akan berusaha mencari harga yang murah apalagi dengan fungsi yang sama," kata Nico kepada Kontan.co.id, Rabu (1/11).
Selain itu, masalah harga dan promosi juga harus jadi perhatian emiten ritel. Memang saat ini sudah memasuki momentum pemilu, namun Nico menyebut, di kuartal III-2023 ini momen pemilu belum begitu terasa.
Baca Juga: Kinerja Matahari (LPPF) Lesu, Simak Prospek Emiten Ritel di Tahun Politik
"Mungkin di kuartal IV-2023 atau akhir tahun akan lebih terasa, dan akan mendorong konsumsi dan daya beli, namun saat ini juga sedang dihadapkan oleh ketidakpastian secara global," jelasnya.
Nico berharap, pada kuartal IV-2023 mendatang, emiten ritel akan memiliki kinerja yang jauh lebih baik. Terlebih lagi di 2024 akan dihadapi oleh pemilu di Indonesia dan pemilu di Amerika Serikat
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo mencermati, penurunan kinerja emiten ritel ini disebabkan oleh kenaikan pada bebannya, khususnya pada beban keuangan.
"Tetapi ada beberapa emiten juga mengalami penurunan pada panjualannya seperti UNVR, MPPA, dan LPPF," kata Azis kepada Kontan.co.id, Rabu (1/11).
Baca Juga: Kinerja Emiten Ritel Diproyeksi Positif, Simak Rekomendasi Saham MAPI dan ERAA
Selain itu, faktor lainnya datang dari kenaikan suku bunga yang menjadi faktor pelemahan kinerja emiten ritel. "Sedangkan Emiten yang memiliki kinerja bottom line yang positif dipengaruhi juga kinerja top line yang tumbuh signifikan, Seperti MAPI yang penjualannya tumbuh 26.4%," paparnya.
Ke depannya, Azis memproyeksikan emiten ritel masih akan terpengaruh oleh sentimen pelemahan kurs serta kenaikan suku bunga, walaupun begitu adanya momentum pemilu dapat mendorong konsumsi masyarakat khususnya pada masyarakat middle low income.
"Karena konsumsi masyarakat menengah ke bawah masih melambat dibandingkan konsumsi pada masyarakat menengah ke atas," jelasnya.
Azis merekomendasikan untuk mencermati saham PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), dengan wait and see terlebih dahulu. Bisa melakukan buy pada saham ACES jika terjadi rebound. Dengan target harga Rp 860-870, dan waspadai jika breakdown di support 775-765.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News