kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.016.000   36.000   1,82%
  • USD/IDR 16.855   -50,00   -0,30%
  • IDX 6.497   51,23   0,79%
  • KOMPAS100 934   7,46   0,81%
  • LQ45 728   5,80   0,80%
  • ISSI 207   1,28   0,62%
  • IDX30 377   1,86   0,50%
  • IDXHIDIV20 455   2,48   0,55%
  • IDX80 106   0,83   0,79%
  • IDXV30 112   0,83   0,74%
  • IDXQ30 123   0,38   0,31%

Kinerja ciamik, saham SGRO layak dikoleksi


Selasa, 31 Agustus 2010 / 09:32 WIB
Kinerja ciamik, saham SGRO layak dikoleksi


Reporter: Dyah Megasari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Setelah terpuruk ke level terendah tahun ini di Rp 1.940 per saham (25/5), harga saham PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) terus merangkak naik. Kemarin (30/8), harga SGRO ditutup di Rp 2.725 per saham, mendekati harga tertingginya tahun ini di posisi Rp 2.800 (14/4).

Lonjakan harga saham ini seirama dengan kinerja di semester I lalu. Per 30 Juni 2010, produksi tandan buah segar (TBS) SGRO naik 26% menjadi 490.231 ton.

Pada periode yang sama, emiten perkebunan lainnya mengeluhkan penurunan produksi TBS akibat cuaca buruk. "Penambahan produksi TBS merupakan kontribusi dari tanaman sawit yang kini sudah berusia empat tahun atau memasuki usia panen," jelas Michael Kusuma, Kepala Hubungan Investor SGRO.

Analis Mandiri Sekuritas Heriyanto Wijaya menilai, SGRO cukup produktif karena lahan yang tertanami di Sumatra Selatan bertambah 4,9% dalam setahun. Produktivitas TBS meningkat juga karena keberhasilan SGRO memperbaiki manajemen lahannya. "Mereka mengembangkan drainase yang lebih baik sehingga memudahkan panen buah," bebernya.

Berkat peningkatan produksi TBS, produksi CPO SGRO pada periode itu bertambah 22,3% dari 85.144 ton menjadi 104.153 ton. Adapun, penjualan CPO mereka naik 27% dari 75.989 ton jadi 96.477 ton.

Tahun ini, SGRO menargetkan produksi CPO naik 5%-10% menjadi 277.370 ton-290.578 ton. Tahun lalu, produksi CPO SGRO mencapai 264.162 ton.

Prediksi Heriyanto, di semester II, volume penjualan SGRO akan kembali naik karena cuaca membaik. Jadi, sepanjang 2010, SGRO bisa memproduksi 1,28 juta ton TBS dan 281.069 ton CPO.

Per akhir Juni 2010, pendapatan SGRO tumbuh 33,2% menjadi Rp 745,65 miliar. Laba bersihnya tumbuh 37,8% menjadi Rp 130,9 miliar.

Lahan inti bertambah

Para analis juga menilai positif komitmen SGRO untuk terus memperluas lahan kebun intinya. "Sebab, margin keuntungan akan meningkat," ujar Herman Koeswanto, Analis AAA Securities.

Selama ini, SGRO dikenal sebagai emiten perkebunan dengan komposisi kebun plasma terluas. Akibatnya, margin laba SGRO rendah.

Belakangan, SGRO bisa memperbaiki komposisi kebun inti dan plasma. Saat IPO tahun 2007, luas lahan tertanam SGRO terdiri dari sekitar 31.481 hektare (ha) kebun inti (44%) dan 41.768 ha kebun plasma (56%). Per Juni lalu, luas kebun inti 54.434 ha (55%) dan kebun plasma sekitar 44.159 ha (45%).

Analis Sucorinvest Central Gani Frederick Daniel Tanggela memprediksi, SGRO akan menjadi emiten perkebunan yang terdepan karena telah memiliki banyak varietas tanaman kelapa sawit dengan berbagai karakter. "SGRO telah memulai riset pembibitan sejak 1994," ujarnya.

Dengan kondisi ini, Frederick berharap, tahun ini penjualan SGRO mencapai Rp 1,97 triliun dengan laba bersih Rp 343 miliar. Herman menaksir, pendapatan SGRO mencapai Rp 2,05 triliun dan laba bersih Rp 382,6 miliar.

Ketiga analis tadi masih merekomendasikan beli atas saham ini. Herman menargetkan harga saham SGRO di posisi Rp 3.400, Frederik di Rp 3.600 dan Heriyanto di
Rp 3.150 per saham.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×