Reporter: Rashif Usman | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Grup Astra terus memperluas cakupan bisnisnya. Terbaru, PT Astra International Tbk (ASII) bakal mengakuisisi PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP), emiten yang bergerak di bidang pergudangan modern.
ASII melalui entitas usahanya, PT Saka Industrial Arjaya (SIA) akan mencaplok 83,67% saham MMLP. Apabila transaksi berdasarkan perjanjian bersyarat tersebut diselesaikan, SIA akan menjadi pengendali baru dari MMLP dan akan melaksanakan penawaran tender wajib sesuai dengan ketentuan dalam POJK No.9/POJK.04/2018.
"Tujuan dari transaksi berdasarkan perjanjian bersyarat ialah untuk pengembangan usaha dan investasi SIA," kata Corporate Secretary ASII, Gita Tiffani Boer dalam keterangan resminya, Selasa (22/7).
Baca Juga: Rupiah Cenderung akan Melemah, Simak Sentimen Pergerakan untuk Rabu (23/7)
Sementara itu, Corporate Secretary MMLP, Jeremy Muliawan mengungkapkan SIA bersama para penjual telah menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat.
Dalam kesepakatan tersebut, SIA berencana mengakuisisi sekitar 83,67% saham MMLP yang dimiliki oleh para penjual, yang mewakili mayoritas dari total modal ditempatkan dan disetor.
"Apabila transaksi berdasarkan perjanjian bersyarat tersebut diselesaikan, pengendalian MMLP akan beralih," ucap Jeremy di keterbukaan informasi, Selasa (22/7).
Melalui aksi korporasi ini, cakupan bisnis ASII diproyeksikan akan semakin meluas, tidak hanya terbatas pada sektor otomotif dan alat berat, tetapi juga merambah sektor properti logistik.
Prospek Saham Astra Internasional (ASII) Pasca Akuisisi
Analis MNC Sekuritas PIK, Hijjah Marhama, menilai sejumlah emiten besar yang telah lama beroperasi dan telah matang di bisnis intinya seperti ASII mulai melakukan diversifikasi ke sektor-sektor lain.
Menurutnya, langkah ini merupakan strategi yang positif secara siklus bisnis, karena dapat memperpanjang usia perusahaan serta mencegah perusahaan masuk ke fase penurunan.
Kendati ASII telah mengakuisisi 83,67% saham MMLP, kontribusi MMLP terhadap kinerja keuangan Astra diperkirakan belum akan terasa signifikan dalam waktu dekat, baik dari sisi laba maupun margin. Hal ini disebabkan oleh skala usaha MMLP yang masih jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan total pendapatan dan profit Astra secara keseluruhan.
Sebagai gambaran, sepanjang tahun 2024, MMLP membukukan laba sebesar Rp 241 miliar. Pada kuartal I-2025, labanya turun menjadi hanya Rp 20,7 miliar.
Di sisi lain, total laba ASII dari seluruh lini bisnis pada 2024 mencapai sekitar Rp 34 triliun. Artinya, kontribusi laba MMLP masih kurang dari 1%, atau hanya sekitar 0,5% dari total laba ASII.
Baca Juga: Sebulan Harga Emas Antam Naik 0,21 Persen, Hari Ini Meroket (22/7)
"Ekspansi bisnis ASII di MMLP belum bisa jadi pilar baru untuk pertumbuhan margin," kata Hijjah kepada Kontan, Selasa (22/7).
Tapi setidaknya, akuisisi MMLP bisa menjadi pelengkap ekosistem bisnis dan logistik buat Astra karena MMLP ini juga memiliki klien besar seperti beberapa e-commerce dan logistik seperti Shopee, Lazada dan DHL.
Hindari FOMO
Bagi investor, penting untuk mencermati prospek kedua emiten secara menyeluruh, termasuk sejauh mana dampak ekspansi ini terhadap kinerja masing-masing.
"Hindari FOMO buy pada saham MMLP," tambah Hijjah.
Sementara itu, untuk ASII, perhatikan momentum pembelian yang tepat, mengingat valuasinya saat ini terbilang cukup murah, dengan rasio price to earning (PER) sekitar enam kali dan price to book value (PBV) di kisaran 0,8 kali.
Rekomendasi Saham
Hijjah mengungkapkan ada potensi trading buy saham MMLP ke level Rp 700 per saham dan stoploss di posisi Rp 500 per saham. Sementara, target fundamental harga wajar ASII berada di level Rp 6.300 per saham untuk jangka panjang dan target jangka pendek di posisi Rp 5.100 per saham.
Adapun analis PT Indo Premier Sekuritas, Aurelia Barus dan Belva Monica meningkatkan rekomendasi menjadi buy saham ASII, dengan menggunakan valuasi full year tahun 2026 sebagai dasar target harga sebesar Rp 5.050.
"Rekomendasi ini mencerminkan titik terendah pertumbuhan dan menawarkan potensi imbal hasil total lebih dari 10%, termasuk potensi dividen yield sebesar 7,8%," kata Aurelia dan Belva dalam risetnya, Senin (7/7) lalu.
Berikut Daftar Lengkap Bisnis Astra (ASII) dan Performanya
1. Otomotif & Mobilitas
Kinerja laba bersih laba bersih divisi otomotif & mobilitas Grup Astra menurun 4% menjadi Rp 2,7 triliun per kuartal I-2025, dari sebelumnya 2,83 triliun.
2. Jasa Keuangan
Performa laba bersih divisi jasa keuangan Grup meningkat 3% menjadi Rp 2,1 triliun hingga kuartal I-2025, dari sebelumnya Rp 2,08 triliun.
3. Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi & Energi
Kinerja laba bersih dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi & energi, PT United Tractors Tbk (UNTR), yang 59,5% sahamnya dimiliki oleh ASII, anjlok 30% menjadi Rp 2 triliun per tiga bulan periode pertama tahun 2025, dari Rp 2,79 triliun.
4. Agribisnis
Performa laba bersih dari divisi agribisnis Grup, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), yang 79,7% sahamnya dimiliki oleh ASII, meningkat 20% menjadi Rp 221 miliar per kuartal I-2025, dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 184 miliar.
5. Infrastruktur
Divisi infrastruktur Grup mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 54% menjadi Rp 260 miliar dari sebelumnya Rp 169 miliar.
6. Teknologi Informasi
Divisi teknologi informasi Grup, PT Astra Graphia Tbk, yang 76,9% sahamnya dimiliki ASII, mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 64% menjadi Rp 36 miliar dari sebelumnya Rp 22 miliar.
7. Properti
Divisi properti Grup melaporkan laba bersih yang meningkat 4% menjadi Rp 47 miliar dari sebelumnya Rp 45 miliar.
Dalam laporan keuangannya yang terbaru, ASII mencetak pendapatan sebesar Rp 83,36 triliun di kuartal I-2025. Pendapatan itu meningkat 2,64% dari periode sama tahun lalu Rp 81,2 triliun.
Dari segi bottom line, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk ASII mencapai Rp 6,93 triliun di kuartal I-2025, turun 7,12% dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 7,46 triliun.
Baca Juga: IHSG Ditutup Melemah Usai Melaju 11 Hari, Begini Proyeksinya Rabu (23/7)
Selanjutnya: Rupiah Cenderung akan Melemah, Simak Sentimen Pergerakan untuk Rabu (23/7)
Menarik Dibaca: Dukung UMKM Naik Kelas, Pegadaian Perkuat Ekosistem Usaha Lewat Gaderian
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News