Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham komoditas merebut peringkat utama sebagai sektor yang bersinar di 2022. Namun, ibarat piala bergilir posisi itu diprediksi bakal direbut sektor perbankan dan konsumer tahun depan.
Yusuf Ade Winoto, Head of Research Bahana Sekuritas, mengatakan sejak 2021 sampai tahun ini sektor komoditas energi, khususnya batubara dan minyak jadi jawara. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks IDX sektor Energi naik 45,56% di 2021. Sementara per Rabu (28/12), sektor kumpulan saham energi ini sudah melejit 103,08%.
Tapi Yusuf berpandangan, siklus performa setiap sektor akan berubah. Pelaku pasar dan investor akan beralih dari saham berbasis energi ke sektor yang bertumbuh pasca-pandemi.
Tahun depan sektor komoditas diprediksi akan melambat, khsususnya komoditas berbasis energi. Harga komoditas akan cenderung konsolidasi.
“Jadi akan shift portofolio dari saham berbasis energi ke saham atau sektor engine dari pemulihan ekonomi yang berkelanjutan,” ucap Yusuf.
Baca Juga: Harga Komoditas Melandai, Margin Emiten Tambang Batubara Diproyeksi Menurun di 2023
Didorong Pemulihan Ekonomi
Untuk 2023 mendatang, Bahana Sekuritas menyukai sektor perbankan, konsumer, dan telekomunikasi. Ketiga sektor ini akan tersengat sentimen pemulihan ekonomi dan tahun politik.
Yusuf menjelaskan, sektor finansial terutama perbankan menjadi sektor dasar yang akan bergerak. Apalagi saham bank besar punya kapitalisasi pasar yang juga besar.
Kemudian sektor telekomunikasi dipilih karena akan memasuki tahun pemilu. Selain itu konsumsi data dari generasi muda di Indonesia pun terus meningkat.
Baca Juga: IHSG Berpotensi Melanjutkan Pelemahan Pada Perdagangan Kamis (29/12)
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menjagokan sektor perbankan karena akan disokong dari pertumbuhan kredit yang cerah. “Tentunya ini dipengaruhi adanya faktor pemulihan ekonomi sehingga mendorong adanya pertumbuhan kredit,” kata dia.
Sementara sektor konsumer masih akan didorong oleh tingkat konsumsi masyarakat yang masih tinggi. Adapun indeks keyakinan konsumen di Indonesia mencapai mencapai 119,1 pada di November 2022.
Menurut Nafan data tersebut masih tergolong baik. Apalagi tahun depan sudah memasuki tahun pemilu yang biasanya jumlah uang beredar dan konsumsi masyarakat meningkat.
Baca Juga: Saham Energi Melesat, Masih Bisa Dikoleksi?
Secara terpisah, Investment Analyst Infovesta Utama Fajar Dwi Alfian menilai, kinerja sektor konsumer juga akan dibantu oleh penurunan harga bahan baku. “Tren penurunan komoditas pangan yang berpotensi membuat margin sektor konsumer jadi lebih menarik,” kata Fajar.
Investor perlu mewaspadai penurunan harga komoditas tahun depan. Meski akan mengalami tekanan, tapi Fajar masih melihat sektor energi masih prospektif.
Untuk tahun kelinci air, Fajar menjagokan saham BBCA, INDF, ADRO, ITMG, dan BBRI. Sementara Nafan merekomendasikan BBRI, BMRI, BBCA, BBNI, INDF, ICBP, dan MYOR.
Sementara Bahana Sekuritas memilih BBRI dan BBNI untuk 2023. Dari sektor telekomunikasi ada TLKM dan EXCL. Di sektor konsumer ada ICBP dan MYOR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News