Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian global masih tinggi seiring wacana kebijakan presiden terpilih AS DonaldĀ Trump, kondisi geopolitik, hingga kondisi ekonomi global. Karenanya, investor disarankan untuk wait and see terlebih dahulu untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai prospek portofolio investasinya.
Berdasarkan Bloomberg, instrumen investasi emas memang menjadi jawara. Sebab, emas spot telah memberikan return 29,68% dari awal tahun hingga November 2024 atau year to date (YtD), sementra emas Antam memberikan imbal hasil sebesar 32,34% YtD.
Meski begitu, analis Doo Financial Futures, Lukman Leong berpandangan bahwa semuanya masih spekulatif. Dia menjelaskan, satu sisi emas masih berpotensi naik dengan kondisi geopolitik, baik di Timur Tengah maupun Rusia-Ukraina, di sisi lain, secara fundamental ekonomi/prospek suku bunga the Fed, masih belum mendukung harga emas.
Lanjutnya, memang kenaikan emas yang sangat fenomenal di atas dua digit. Namun, performa saham-saham di Amerika Serikat (AS) juga sangat kuat, melambungkan indeks-indeks utama AS oleh euforia AI dan oleh euforia Trump.
Baca Juga: Rupiah Diproyeksi Lanjut Melemah di Perdagangan Selasa (3/12)
"Apabila sentimen tidak berubah, tentunya indeks AS akan outperform emas, tetapi segalanya belum bisa dipastikan karena hanya sebatas harapan kebijakan Trump yang pro ekonomi, pro pasar," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (2/12).
Kebijakan tarif Trump juga dinilai bertolak belakang dengan semua itu. Menurutnya, kebijakan itu berpotensi bukan hanya memicu inflasi, tingkat suku bunga tinggi dan menekan pertumbuhan ekonomi di AS, tetapi juga secara global.
Nah, apabila ekonomi secara global akan lebih tertekan maka obligasi AS akan bersinar. Namun, kembali lagi hal itu juga belum tentu lantaran kebijakan tarif Trump bisa menyebabkan dua keadaan yang biasanya berseberangan, yaitu inflasi tinggi dan ekonomi rendah muncul bersamaan, seperti halnya ketika krisis supply chain di era Covid-19.
Baca Juga: Trump Ancam Tarif 100% untuk Negara BRICS, Ini Dampaknya Bagi Indonesia
"Jadi oleh karena faktor Trump, maka semuanya masih spekulatif apa yang akan terjadi di 2025, apakah risk-on akan berlanjut atau risk-off," terangnya.
Satu instrumen yang setidaknya ada sedikit kejelasan dari naiknya Trump ke kursi tertinggi AS, yakni bitcoin. Sebab, nilainya diharapkan bisa naik lebih tinggi oleh kebijakan Trump yang crypto-friendly.
"Jadi, sebagai investor yang bijaksana akan wait and see, paling tidak hingga Trump menjabat, karena perusahaan Warren Buffet, Berkshire Hathaway pun melepas banyak investasi sahamnya dan memegang cash yang mencapai rekor tertinggi lebih dari US$ 300 miliar," imbuhnya.
Selanjutnya: Polemik Kenaikan UMP 2025, Pengusaha Sebut Mekanisme Tripartit Tak Optimal
Menarik Dibaca: Cara Melihat Spotify Wrapped 2024 untuk Mengetahui Playlist Selama 1 Tahun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News