Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar masih wait and see, setidaknya menantikan pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) usai. Dalam kondisi ini, ada sejumlah instrumen investasi yang bisa dipilih.
Financial Planner & Crypto Enthusiast Aidil Akbar Madjid menilai, emas dan dolar AS bisa menjadi instrumen investasi pilihan di tengah ketidakpastian global. Terbukti, keduanya mampu bergerak stabil di tengah outflow di pasar saham maupun obligasi dalam negeri.
Berdasarkan RTI, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 2,03% dalam sepekan dengan net sell asing sebesar Rp 2,65 triliun. Senada, data DJPPR untuk periode 24 Oktober hingga 31 Oktober mencatat kepemilikan asing di surat berharga negara (SBN) susut Rp 3,8 triliun menjadi Rp 885,57 triliun.
Baca Juga: Saham dan Emas Direkomendasikan Jelang Pengumuman Pilpres AS, Ini Alasannya
Sementara itu, pergerakan emas cenderung stabil dengan turun 0,04% dalam sepekan terakhir. Adapun indeks dolar (DXY) turun 0,49% dalam sepekan.
Menariknya, pasca pilpres AS, Aidil menilai instrumen investasi yang menarik adalah dolar AS dan kripto. Menurut dia, prospek kripto didorong dukungan kedua calon presiden AS terhadap aset kripto.
"Kedua calon presiden AS mendukung kripto, tapi peningkatan kripto akan lebih tinggi apabila Trump memenangkan pilpres AS," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (4/11).
Dia menyebutkan, adanya pergeseran dari emas ke kripto karena antisipasi kemenangan Trump. Sebab, Trump disebut lebih cinta damai sehingga diharapkan kondisi konflik di Timur Tengah dapat diredam.
Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong mengatakan menyebutkan bahwa investor mengantisipasi kemenangan Trump yang berpotensi kembali memicu inflasi dan menurunkan prospek pemangkasan suku bunga the Fed. Terpantau imbal hasil obligasi AS terus naik hingga 4,386% beberapa hari menjelang pilpres AS.
"Emas berpotensi kembali terkoreksi apabila Trump menang, tetapi tren jangka panjang masih terus naik," ujarnya.
Baca Juga: Arus Keluar di Pasar SBN Masih Akan Berlangsung, Prediksinya Sampai Pilpres AS Usai
Lukman menambahkan, selain potensi inflasi, kemenangan Trump juga berpotensi meningkatkan tensi dagang dan politik AS-China dan tensi AS-Eropa. Hal ini akan menciptakan kekhawatiran dan ketidakpastian yang mendukung harga emas.
Sementara apabila Harris menang, koreksi mungkin bisa juga terjadi tetapi tidak akan sebesar Trump. "Emas akan kembali melanjutkan kenaikan seperti sebelumnya," sebutnya.
Dia melihat, apabila Kamala Harris menang, harga emas pada akhir tahun ini akan di level US$ 2.800 - US$ 2.900 per ons troi. Sementara jika Trump menang, harga emas akan berada di rentang US$ 2.600 - US$ 2.750 per ons troi.
Karenanya, untuk investor yang ingin memburu emas saat ini dinilai masih bisa masuk. Namun, Lukman mengingatkan ada potensi koreksi lantaran beberapa support emas berada di US$ 2680, US$ 2.600 dan US$ 2.530.
Selanjutnya: Privilege Creative Diluncurkan di Bali untuk Dukung Brand Lokal dan UMKM Indonesia
Menarik Dibaca: 11 Drama Korea Terbaru November 2024, Cek Jadwal Tayang The Fiery Priest 2 di Sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News