kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Kata Perencana Keuangan, Atur Strategi Investasi dalam Menghadapi Ketidakpastian


Senin, 03 April 2023 / 06:24 WIB
Kata Perencana Keuangan, Atur Strategi Investasi dalam Menghadapi Ketidakpastian
ILUSTRASI. Ilustrasi investasi aman.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian global masih membayangi pasar finansial di awal tahun ini. Beruntunglah investor yang memegang emas dan mengurangi perlahan porsi investasi pada saham.

Di awal tahun, prospek ekonomi global sudah terlihat suram karena inflasi AS belum bisa turun sesuai target, sehingga potensi kenaikan suku bunga agresif terus menggema. Kemudian akhir-akhir ini, krisis perbankan di Amerika Serikat (AS) menjadi masalah baru bagi pasar global hampir secara keseluruhan.

Perencana Keuangan dari Finansia Consulting Eko Endarto mengamati bahwa kondisi perekonomian global memang belum stabil pasca Covid-19, ditambah lagi dengan adanya perang dan krisis energi.

Hal ini tidak cukup baik bagi investor yang bermain pada instrumen investasi seperti saham karena kondisi ekonomi global yang sedang tidak kondusif berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Eko bilang, investor semestinya lebih berhati-hati dengan masuk ke aset aman (safe haven) seperti emas selama kuartal pertama tahun ini. Pasalnya, emas biasanya menjadi pilihan aset yang aman dalam kondisi penuh ketidakpastian.

Baca Juga: Instrumen Investasi Paling Cuan Saat Pasar Global Bergerak Volatil

“Orang-orang akan mencari investasi yang berisiko rendah (low risk) dengan likuiditas relatif tinggi, tetapi secara historis bisa mengalahkan inflasi seperti emas,” jelas Eko kepada Kontan.co.id, Minggu (2/4).

Mengutip Bloomberg, harga emas dunia di pasar spot per 31 Maret 2023 berada di posisi US$ 1,969.28 per ons troi atau naik sekitar 7,96% dari harga awal tahun yang senilai US$ 1,824.02 per ons troi.

Emas Antam juga mampu bertumbuh sekitar 5,06% ke level Rp 1.078.000 per gram dari posisi awal tahun sebesar Rp 1,026.000 per gram.

Di sisi lain, pasar saham memang tidak cukup mengesankan dalam tiga bulan pertama tahun ini. Indeks Kompas100 misalnya hanya bisa mencetak return relatif flat sebesar 0,09% menjadi 1.157,00. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bahkan terkoreksi sekitar -0,66% ke level 6.805,28 pada kuartal I-2023.

Menurut Eko, kondisi perekonomian global belum stabil pasca Covid-19, perang dan krisis energi. Ini yang menyebabkan pasar saham terkontraksi karena bisnis emiten terpengaruh dampak global seperti adanya kenaikan suku bunga.

Karena itu, Eko menyarankan investor untuk meminimalkan dalam mengambil produk berisiko. Memegang uang tunai seharusnya lebih banyak atau mengalokasikan dana ke produk investasi aman seperti emas dan memilih investasi high return yang stabil.

Baca Juga: Ini Evaluasi Kinerja Instrumen Investasi pada Kuartal I Tahun 2023

Porsi investasi yang disarankan apabila mempertimbangkan kondisi saat ini  ialah sekitar 30% untuk uang tunai, emas 60%, saham 10%

“Investor sebaiknya menghindari investasi yang sifatnya spekulatif atau tidak berinvestasi pada instrumen yang kurang dimengerti,” imbuh Eko.

Eko berujar, jika memang investor masih ingin bermain saham, maka prioritaskan saham-saham bluechip, perbankan atau konsumer dalam kondisi saat ini. Tetapi, untuk sementara mengurangi porsi saham.

Perencana Keuangan Finansialku.com Melvin Mumpuni menyarankan investor saham dengan strategi buy and hold dapat membeli saham-saham yang memiliki fundamental bagus di harga diskon. Hal tersebut karena IHSG saat ini masih berada di bawah rata-rata harga 200 hari terakhir (MA200).

Teruntuk investor yang fokus pada perusahaan-perusahaan pembagi dividen, maka dapat mulai mempertimbangkan saham-saham yang termasuk dalam IDX High Dividen 20.

Sementara, investor yang fokus pada perusahaan-perusahaan dengan harga tengah diskon dibandingkan nilai intrinsiknya, maka dapat mulai mempertimbangkan saham-saham yang termasuk dalam IDX Value 30.

Melvin bilang, investasi untuk investor individu sebaiknya tetap fokus pada tujuan investasi. Apapun asetnya, sebelum berinvestasi pastikan dengan jelas target investasinya, risiko maksimal yang dapat ditanggung, periode investasi, likuiditas, perpajakan, legalitas dan ketentuan khusus misalnya berbasis Syariah, Environmental Social Government (ESG) dan lain-lain.

Guna mencapai tujuan finansial yang optimal, tujuan investasi harus selalu menjadi acuan. Hal ini dengan kata lain tidak membedakan investor dari karakter konservatif, moderat atau agresif.

Baca Juga: Reksadana Terproteksi Jadi Pilihan di Tengah Ketidakpastian Masih Menghantui Pasar

Dari situ, lanjut Melvin, barulah membuat alokasi investasi yang bisa mewujudkan tujuan investasinya. Setelah strategi alokasi aset terbentuk, maka mulai investasi dan reviu berkala investasi dalam sebulan sekali.

Tetapi, strategi ini tentunya berbeda untuk investor-investor wealth clients dan korporasi. Untuk strategi investasi wealth clients dan korporasi disarankan berkonsultasi dengan manajer investasi (MI).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×