Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Kinerja PT Mayora Indah Tbk (MYOR) tak sekinclong biasanya. MYOR harus tercekik kenaikan harga bahan baku sejak awal tahun ini. Alhasil pada Kuartal I lalu laba bersih emiten konsumer ini turun hingga 45,7% menjadi Rp 119,5 miliar.
Michael W. Setjoadi, Analis Bahana Securities dalam risetnya mengatakan, kinerja itu berada di bawah estimasi analis. Adanya rugi kurs sebesar Rp 112 miliar memberikan tekanan buat kinerja MYOR. Dus, margin laba bersih MYOR jatuh hampir separuh dari 6,9% di kuartal IV 2013 menjadi 3,4% di Kuartal I 2014.
Michael memprediksi, MYOR masih akan membukukan rugi kurs karena fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar. Dia memperkirakan rupiah akan berada di posisi Rp 11.300 per dollar di akhir tahun 2014. Karena itulah, Michael menurunkan proyeksi laba bersih MYOR pada tahun 2014 dan 2015 sekitar 2%-11% karena adanya kenaikan bahan baku.
Dia memperkirakan tahun ini pendapatan MYOR masih bisa naik menjadi Rp 15,34 triliun dari tahun lalu yang sebesar Rp 12 triliun. Namun laba bersihnya diprediksi merosot menjadi Rp 698 miliar dari sebelumnya Rp 997 miliar. Laba MYOR akan kembali pulih di tahun 2015 ke kisaran Rp 917 miliar.
Karena potensi penurunan laba bersih, Michael menurunkan target harga saham MYOR dari 18.500 menjadi Rp 17.200 yang mencerminkan Price Earning Ratio tahun 2014 sebesar 22 kali. Ia merekomendasikan Reduce untuk saham MYOR. Pada perdagangan Jumat (13/6) MYOR ditutup melemah 0,09% ke level Rp 29.225 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
![[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis](https://fs-media.kontan.co.id/kstore/upload/brand_images/brand_images_01072510312000.jpg)
