Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim dividen masih bergulir. Sejumlah emiten masih mengumumkan rencana pembagian dividen tahun buku 2020 dengan besaran nilai dan yield masing-masing.
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) akan membagikan dividen tunai US$ 38,5 juta. Nilai dividen setara Rp 31,30 per saham. Dus, yield dividen TPIA sekitar 0,3%.
TPIA bukan satu-satunya yang membagikan dividen dengan yield mini. Yield dividen PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) juga tak sampai 2%.
Namun, yield dividen AALI lebih besar dua kali lipat dibanding yield tahun buku 2019. Yield periode ini menggunakan asumsi harga saham di cum dividen tahun lalu. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) juga mengalami kenaikan yield dari sebelumnya 1,69% menjadi 1,80%.
Baca Juga: Astra Graphia (ASGR) bagikan dividen Rp 19,11 miliar, catat jadwalnya
Tren serupa juga terjadi pada saham yang sudah lebih dulu melewati cum dividen. PT Darma Satya Nusantara Tbk (DSNG) misalnya. Yield dividen tahun buku 2020 naik menjadi 2,16% dari sebelumnya 1,59%.
Sebaliknya, yield dividen ITMG justru anjlok dari sebelumnya 6,47% menjadi hanya 1,33%. Padahal, ITMG salah satu anggota IDX High Dividend20, indeks yang berisi saham dengan yield menarik. Yield tersebut jauh lebih kecil dibanding yield dividen tahun buku 2019 yang sebesar 6,47%.
Penurunan yield juga terjadi pada dividen PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT United Tractors Tbk (UNTR) yang juga anggota IDX High Dividend20. Kedua dividen ini sudah melewati cum date dan bakal dicairkan awal bulan depan.
Baca Juga: Simak jadwal pembagian dividen tunai Chandra Asri Petrochemical (TPIA)
Sukarno Alatas, analis Kiwoom Sekuritas tak menampik, ada sedikit anomali dalam musim dividen tahun ini. Pandemi Covid-19 memberikan tekanan hebat pada sebagian besar kinerja emiten. "Tapi, sebagian justru ada yang tumbuh," imbuhnya, Senin (19/4).
Kenaikan laba bersih membuat nilai dividen per saham terkerek naik. Kenaikan ini yang membuat yield dividen membesar selama kenaikan harga sahamnya masih dalam taraf wajar.
Head of Research Henan Putihrai Robertus Yanuar Hardy menyebut, kinerja emiten perkebunan tahun lalu terdongkrak oleh kenaikan harga komoditas. Tapi, kenaikan ini bukan berarti menjadi satu-satunya patokan untuk masuk ke saham dengan memanfaatkan sentimen kenaikan yield dividen.
Sejumlah saham memang mengalami kenaikan yield. "Tapi, tetap cari yang lebih besar itu lebih baik," tandas Robertus.
Investor saat ini bisa lebih mudah mencari yield yang ideal dengan mengacu pada indeks IDX High Dividen20. Dari sejumlah saham anggota indeks ini, INDF menjadi salah satu yang paling menarik.
Baca Juga: Para ekonom memprediksi BI akan tahan suku bunga acuan
Hariyanto Wijaya, Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan, dividen INDF nanti bakal memberikan yield sebesar 5%. "Ini sangat layak," ujar dia.
Terlebih, saham INDF saat ini ditransaksikan dengan price to earning ratio (PER) sekitar 9 kali. Valuasi ini tergolong murah untuk saham konsumer. PER saham UNVR saja mencapai 33,55 kali.
Jika ingin tetap masuk ke saham AALI juga sejatinya sah-sah saja. Namun, bakal lebih bijak jika mempertimbangkan faktor kinerja ketimbang kenaikan yield.
Maryoki Alhusnah, analis NH Korindo Sekuritas merekomendasikan buy AALI karena faktor kenaikan kinerja tahun lalu. Tapi, dia menurunkan target harganya menjadi Rp 13.175 per saham dari sebelumnya Rp 14.475 per saham karena potensi harga CPO yang diperkirakan kembali turun ke level RM 3.000 per ton.
Baca Juga: Cermati! Astra Agro Lestari (AALI) membagikan dividen, ini jadwalnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News