Reporter: Yuliana Hema | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.DI - JAKARTA. Pasar waran terstruktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) semakin semarak. Hingga akhir perdagangan Rabu (25/6), nilai transaksi waran terstruktur mencapai Rp 3,17 miliar.
Namun secara year to date (YTD), jumlah transaksi waran terstruktur mencapai Rp 410,25 miliar. Ini setara dengan 0,02% dari total transaksi di BEI yang mencapai Rp 1.422,25 triliun.
Nilai transaksi itu berasal waran terstruktur yang diterbitkan oleh lima anggota bursa yang telah memperoleh izin sebagai penerbit produk terstruktur ini.
Baca Juga: BEI Perluas Underlying Waran Terstruktur, Transaksi dan Penerbitan Waran Kian Ramai
Kenaikan nilai transaksi terjadi di PT RHB Sekuritas Indonesia. Dalam catatannya, nilai transaksi waran terstrukturnya meningkat sekitar 20%–25% secara tahunan di paruh pertama 2025.
Sebagai issuer pertama di BEI, RHB Sekuritas sudah menerbitkan lebih dari 50 waran terstruktur sepanjang semester I-2025. Dimana 9 diantaranya merupakan waran tipe put.
Head of Equity Derivatives Sales RHB Sekuritas Indonesia Steinly Atmanagara bilang waran terstruktur dengan underlying saham BRPT dan ANTM menjadi seri yang paling ramai ditransaksikan.
“Waran terstruktur BRPT dan ANTM paling ramai ditransaksikan belakangan ini karena memang volatilitas di kedua saham ini sedang tinggi,” jelasnya kepada Kontan belum lama ini.
Sementara itu, Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI) sudah menerbitkan 11 seri waran terstruktur. Namun dalam waktu dekat, KISI berencana untuk menambah lima seri waran terstruktur lagi.
Baca Juga: Transaksi Waran Terstruktur Merekah di Tengah Volatilitas Pasar Saham
Head of Structured Warrant Eric Gunawan menjelaskan sampai saat ini, KISI belum berencana untuk menerbitkan waran terstruktur tipe put sehingga pihaknya belum punya rencana konkrit untuk target di semester dua ini.
Eric bilang pihaknya harus mempertimbangkan saham dan sektor yang memiliki potensi untuk naik agar menarik bagi investor. Tak hanya itu, biaya penerbitan juga menjadi pertimbangan.
“Selain itu, biaya penerbitan juga menjadi pertimbangan untuk kami lebih selektif dalam menerbitkan waran terstruktur,” ucap dia.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Jeffrey Hendrik menambahkan, untuk menggairahkan pasar waran terstruktur BEI sudah melakukan berbagai upaya.
Diantaranya, memperluas saham underlying waran terstruktur menjadi dari IDX30 menjadi IDX80. Selain itu, BEI juga mengizinkan para issuer untuk menerbitkan waran terstruktur tipe put.
Baca Juga: IHSG Masih Berpotensi Tertekan, Cermati Saham Rekomendasi Analis untuk Kamis (26/6)
“Di pipeline kami masih ada dua anggota bursa yang sedang berproses menjadi penerbit waran terstruktur, yang merupakan anggota bursa asing,” kata Jeffrey saat ditemui, Rabu (25/6).
Namun dia tidak menyebutkan kapan dua anggota bursa itu akan resmi mendapatkan izin menjadi penerbit karena masing menunggu kesiapan dari masing-masing anggota bursa.
Selanjutnya: China, India Shift to Higher-Grade Coal, Cut Indonesian Imports
Menarik Dibaca: DLH Jakarta Jalankan Pilot Project Pengelolaan Sampah di 6 Kelurahan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News