Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Puluhan emiten telah berkomitmen untuk melakukan buyback saham, namun laju penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetap tak tertahankan.
Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, penurunan IHSG tidak bisa diperlambat karena tekanan jual lebih tinggi dibandingkan tekanan beli. Buyback pada masa ini juga dinilai belum efektif mengingat saat ini masih dalam fase awal penurunan IHSG.
Baca Juga: Sudah ada 36 emiten berkomitmen buyback dengan anggaran sekitar Rp 14,67 triliun
"Istilahnya itu saat ini baru babak awal jadi tekanan jual akan terus ada sampai harga benar-benar diskon dan masalah corona ini cepat selesai. Sedangkan yang kita tahu masalah virus corona di Indonesia baru mulai. Kekhawatiran investor terutama asing, akan dampak virus ini, meningkat," jelas Sukarno kepada Kontan, Kamis (19/3).
Meski tak bisa menahan laju penurunan harga, investor tetap boleh mengikuti periode buyback.
Baca Juga: Saham SoftBank catat penurunan terbesar 17% dalam sehari
Untuk membuat keputusan tersebut, Sukarno menyarankan investor untuk memantau perkembangan dalam penyelesaian Covid-19 di dalam maupun luar negeri. Kemudian menggunakan momentum teknikal untuk masuk.
"Kondisi pasar yang turun dan aksi buyback bisa membuat adanya peluang harga kembali naik. Tapi tetap harus memperhatikan momentum baik itu saat Covid-19 sudah mulai diatasi atau teknikal," jelas dia.
Baca Juga: Bumi Serpong Damai (BSDE) anggarkan dana sebesar ini untuk buyback saham
Untuk saat ini Sukarno menyarankan untuk mengamati mayoritas emiten LQ45 yang akan melakukan buyback. Menurutnya saham di LQ45 sudah diskon. "Tinggal dilihat lagi segi valuasi baik itu dari segi price earning dan price book value yang paling rendah," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News