kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Intip Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Jagoan Analis untuk Kuartal II


Senin, 01 April 2024 / 05:15 WIB
Intip Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Jagoan Analis untuk Kuartal II
ILUSTRASI. Karyawan berjalan dekat papan digital pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (27/3/2024). (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berfluktuasi cukup kencang sepanjang kuartal I-2024. Sempat menembus level tertinggi (all time high) hingga menyentuh 7.454,44, IHSG berbalik melandai di akhir bulan Maret sampai kembali ke bawah level 7.300.

Menutup perdagangan kuartal I-2024, IHSG melemah 0,29% ke posisi 7.288,81 pada Kamis (28/3). Level IHSG tersebut mengakumulasi kenaikan 0,22% sejak awal tahun 2024 (year to date).

Cukup ramai sentimen yang mengiringi pasar saham dalam periode tiga bulan pertama 2024. Dari dalam negeri, sentimennya adalah Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres). Dari eksternal, ketegangan geopolitik dan volatilitas harga komoditas global masih menjadi sentimen penting bagi pasar saham.

Dinamika makro ekonomi, tingkat inflasi dan arah suku bunga acuan juga menjadi perhatian pelaku pasar. Di samping musim rilis laporan keuangan emiten dan antisipasi terhadap pembagian dividen yang turut memengaruhi minat para investor.

Baca Juga: Masuki Kuartal II-2024, Simak Trading Plan & Rekomendasi Saham dari Ajaib Sekuritas

Posisi investor asing pun mencatatkan aksi beli bersih (net buy) yang cukup jumbo, secara total mencapai Rp 26,27 triliun. Namun pada pekan terakhir bulan Maret, investor asing mulai berbalik melakukan jual bersih (net sell) senilai Rp 1,97 triliun.

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih menyoroti sejumlah faktor yang membuat pergerakan IHSG cenderung volatile di penghujung kuartal I.  Pemicunya antara lain aksi net sell investor asing, pelemahan nilai tukar rupiah, rebalancing portofolio, meredupnya momentum dividen emiten bank big caps, hingga aksi profit taking menjelang libur bursa yang cukup panjang.

Pada akhir kuartal, imbuh Ratih, biasanya para manajer investasi melakukan rebalancing. Di sisi lain, profit taking dilakukan setelah momentum dividen big banks berakhir. Memasuki kuartal II-2024, pelaku pasar juga mencermati hari perdagangan bursa yang cukup terbatas pada bulan April.

"Sehingga  memilih menyiapkan posisi cash yang memadai. Katalis libur panjang bursa di April turut memicu investor asing untuk memutarkan dananya di negara lain," ungkap Ratih kepada Kontan.co.id, Minggu (31/3).

Sedangkan pengamat pasar modal & founder WH-Project William Hartanto menilai pergerakan IHSG sejauh ini masih sesuai ekspektasi. Koreksi saat ini masih terbilang wajar, lantaran IHSG meneruskan siklus tahunan dimana penguatan akan mencapai titik jenuh pada bulan Maret - April.

Founder Stocknow.id Hendra Wardana menambahkan, para investor akan mencermati  bagaimana ketahanan IHSG untuk menghadapi isu-isu ekonomi yang membayangi pada kuartal II-2024. Hendra mengamati sejumlah faktor yang berpotensi memengaruhi gerak IHSG, terutama arah kebijakan moneter untuk menahan laju inflasi yang diproyeksikan menanjak.

Di dalam negeri, tingkat inflasi berpotensi terdongkrak usai terjadi lonjakan harga pangan pokok seperti beras. Dari eksternal, para investor akan menanti data-data ekonomi dari negara maju seperti Amerika Serikat dan China, yang akan menjadi faktor krusial dalam mengukur kinerja ekonomi skala global maupun regional.

Ratih menimpali, pelaku pasar juga menanti aksi pemangkasan suku bunga The Fed yang diproyeksikan terjadi pada bulan Juni 2024. Selain itu, dari bursa dalam negeri, musim lanjutan laporan keuangan emiten dan pembagian dividen akan turut menjadi penggerak IHSG pada kuartal II ini.

Setelah perbankan, pelaku pasar akan mengamati musim dividen dari emiten di sektor energi yang secara historis memberikan dividend payout ratio (DPR) dengan yield tinggi. Katalis berikutnya adalah rilis laporan keuangan emiten periode kuartal I-2024.

"Pemangkasan suku bunga The Fed menjadi katalis positif. Potensi derasnya inflow investor asing ke pasar ekuitas domestik menanti, terutama bagi saham big caps," ungkap Ratih.

Strategi Investasi & Rekomendasi Saham

Dengan proyeksi tersebut, Ratih memandang dalam skenario optimistis IHSG berpotensi mengalami akselerasi pada kuartal II-2024. Rentang pergerakan IHSG ada di level 7.200 hingga resistance 7.500.

Baca Juga: Indocement (INTP) Petik Hasil Ekspansi, Simak Rekomendasi Sahamnya

Hendra sepakat musim dividen yang berlanjut pada kuartal II bakal menjadi katalis positif yang bisa menarik capital inflow dari investor asing ke pasar saham Indonesia. Sehingga pada pertengahan Kuartal II mendatang, performa IHSG akan tetap kuat.

Hanya saja, dalam jangka pendek Hendra melihat pergerakan IHSG akan cenderung sideways, dengan menguji support di level 7.246 dan area resistance pada 7.372. Apalagi secara teknikal IHSG sedang menguji support dynamic MA50 pada level 7.280 sebagai support terdekat dan terkuatnya.

Mempertimbangkan kondisi saat ini, Hendra menyarankan strategi untuk terlebih dulu melirik saham-saham defensif seperti perbankan dan saham di sektor consumer. Di samping memanfaatkan momentum ramadan - lebaran yang akan mendongkrak emiten ritel dan consumer.

Sedangkan William menyoroti berlakunya full periodic call auction pada papan pemantauan khusus. Dus, William mengingatkan agar pelaku pasar lebih selektif untuk memilih saham-saham yang aman, seperti mengoleksi saham-saham yang tidak memiliki notasi khusus.

Selain itu, William menyarankan agar mencermati potensi buy on weakness. Dia sendiri memprediksi IHSG akan bergerak dalam rentang support 7.236 dan resistance di 7.450. Sebagai rekomendasi, William menjagokan saham di sektor pertambangan, logistik dan transportasi, serta infrastruktur tol.

William merekomendasikan saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Bukit Asam Tbk (PTBA) PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS), PT Blue Bird Tbk (BIRD) dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR).

 

Kemudian, bisa mempertimbangkan profit taking pada saham yang sudah naik cukup tinggi seperti PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), PT Indo Boga Sukses Tbk (IBOS) dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA).

Sementara Hendra menyodorkan saham PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) dengan target harga Rp 1.070 - Rp 1.100, dan stoploss di Rp 1.010. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) target harga Rp 1.230 - Rp 1.255, stoploss di Rp 1.150.

Kemudian saham PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) dengan target harga Rp 2.020 - Rp 2.080, stoploss di Rp 1.900.

Sedangkan Ratih menyarankan trading plan terhadap empat saham yang secara teknikal menarik dicermati, meliputi:

1. PT Mayora Indah Tbk (MYOR)
Rekomendasi buy pada area harga Rp 2.540.
Target harga pada resistance di level Rp 2.720
Pertimbangkan support di level Rp 2.450.

Baca Juga: Kinerja Tahun Ini Diramal Membaik, Begini Rekomendasi Saham SIDO dari Analis

2. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)
Rekomendasi buy pada area harga Rp 1.430
Target harga pada resistance di level Rp 1.550
Pertimbangkan support di level Rp 1.370.

3. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS)
Rekomendasi buy pada area harga Rp 2.710
Target harga pada resistance di level Rp 2.950
Pertimbangkan support di level Rp 2.550.

4. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
Rekomendasi buy on weakness pada area harga Rp 3.400
Target harga pada resistance di level Rp 3.650
Pertimbangkan support di level Rp 3.280.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×