Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kienerja PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengalami tekanan sepanjang tiga bulan pertama 2020. Emiten tambang batubara ini membukukan kerugian bersih hingga US$ 35,1 juta, berbanding terbalik dengan kinerja kuartal I-2019 yang masih mampu mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan senilai US$ US$ 48.4 juta.
Sementara itu, pendapatan bersih BUMI sepanjang tiga bulan pertama 2020 juga ikut turun. BUMI mencatatkan pendapatan bersih sebesar US$ 1,07 miliar, turun 4% dari realisasi periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 1,125 miliar.
Baca Juga: Bumi Resources (BUMI) merugi US$ 35,1 juta di kuartal pertama 2020
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan, turunnya kinerja BUMI disebabkan oleh penurunan tajam harga batubara yang dimulai sejak akhir 2018 akibat perang dagang China dengan Amerika Serikat.
Ditambah, pada Kuartal I-2020 harga batubara mencapai titik terendah sejak 2016 karena pandemi Corona (Covid-19) dan karantina wilayah (lockdown) di banyak negara yang memengaruhi permintaan batubara.
Baca Juga: Jelang sore, harga emas spot bergerak di US$ 1.706,87 per ons troi
Dileep menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan beberapa strategi guna meningkatkan kinerja. Yang pertama, BUMI akan menghasilkan lebih banyak batubara berkualitas tinggi.
Selain itu, BUMI memasok batubara pasar utama sembari mengamati pasar India ketika Negara tersebut mencabut status lockdown.
“BUMI juga mengambil keuntungan dari harga minyak yang lebih rendah. Sekitar 25% dari biaya tunai BUMI memiliki keterkaitan dengan minyak serta melakukan optimasi semua biaya,” ujar Dileep, kemarin (1/6).
BUMI juga masih menunggu komunikasi resmi dari pemerintah mengenai persetujuan status Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang akan mengikuti peraturan baru.
Kaltim Prima Coal (KPC) akan menjadi pemasok batubara yang signifikan untuk proyek metanol yang baru-baru ini diumumkan di Kalimantan Timur.
Terakhir, BUMI juga mendorong entitas usahanya, yakni PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) untuk mendiversifikasi pendapatan selain dari komoditas batubara.
Baca Juga: Harga emas spot bergerak di US$ 1.708,85 per ons troi
Hal ini dilakukan setelah keberhasilan percobaan produksi emas BRMS di Palu dan mulainya produksi seng komersial di Dairi tahun depan
BUMI juga telah menetapkan outlook kinerja untuk tahun ini. Penjualan akan ditargetkan mencapai 85 juta metric ton (MT) – 90 juta MT tahun ini dengan estimasi harga US$ 44 per ton - US$ 46 per Ton dan biaya produksi per ton di kisaran US$ 32 per ton US$ 34 perton.
Sebagai gambaran, per kuartal I-2020 BUMI mencatatkan kenaikan volume penjualan sebesar 3% atau sebesar 21,5 juta MT (berbanding 20,8 juta MT pada kuartal pertama tahun lalu). Namun, harga realisasi turun 6% menjadi US$ 49 per ton dari sebelumnya US$ 52,2 per ton. Hal ini disebabkan kondisi ekonomi global dan kondisi sektoral yang semakin diperburuk oleh dampak pandemi yang sedang berlangsung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News