Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
Sementara, sektor yang diuntungkan dari sisi ekposure impor adalah sektor properti emiten yang paling diuntungkan dari penguatan rupiah di antaranya industri properti, farmasi, pakan ternak, dan manufaktur.
Senada, David Sutyanto, analis First Asia Capital mengatakan penguatan rupiah akan memberikan dampak positif kepada emiten yang memiliki kebutuhan akan impor dan mempunyai utang luar negeri dalam jumlah besar.
Salah satu emiten yang paling diuntungkan dari penguatan tersebut menurutnya adalah PT Astra International Tbk (ASII) karena sebagai memiliki kebutuhan impor yang besar untuk industri otomotif dan PT Charoen Pokphand tbk (CPIN) memiliki kebutuhan impor akan jagung dalam jumlah besar.
Sementara Hans melihat prospek nilai tukar rupiah ke depan masih akan cenderung menguat seiring dengan mulai masuknya dana-dana repatriasi. Menurutnya ini akan semakin memberi dampak positif ke pasar saham. Dirinya optimis hingga akhir tahun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mencapai level 5.500 hingga akhir tahun.
Hans menilai kondisi nilai tukar rupiah yang semakin stabil merupakan saat yang tepat bagi korporasi yang memiliki utang valas untuk melakukan hedging (lindung nilai).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News