kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini dia calon emiten pelat merah 2016


Rabu, 22 Juni 2016 / 08:37 WIB
Ini dia calon emiten pelat merah 2016


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk, Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Empat anak usaha emiten konstruksi BUMN mendengungkan rencana melantai di bursa saham sejak tahun lalu. Namun, baru dua perusahaan yang telah memastikan akan menggelar penawaran umum saham perdana alias initial public offering (IPO) tahun ini.

Keduanya adalah PT Waskita Beton Precast (WBP), anak usaha PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Adhi Persada Properti (APP), anak usaha PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Waskita Beton menargetkan listing di Bursa Efek Indonesia awal September.

Perusahaan pracetak ini menunjuk empat penjamin emisi untuk mengawal aksi korporasi tersebut, yakni Mandiri Sekuritas, Bahana Sekuritas, Danareksa Sekuritas dan BNI Sekuritas. WSKT berencana melepas 40% saham Waskita Beton dengan target perolehan dana sekitar Rp 3,5 triliun - Rp 4 triliun untuk pengembangan usaha.

"Penjamin emisi sudah bekerja untuk memproses IPO ini," kata Muhammad Choliq, Direktur Utama WSKT kepada KONTAN baru-baru ini. Waskita Beton menargetkan perolehan kontrak baru Rp 7 triliun tahun ini, naik dua kali lipat dari perolehan kontrak tahun lalu Rp 3 triliun.

Penjualan Waskita Beton ditargetkan mencapai Rp 5 triliun atau naik 92% dari perolehan tahun lalu Rp 2,6 triliun. Calon emiten ini membidik laba bersih Rp 550 miliar atau tumbuh 61,7% dari tahun lalu.

ADHI berencana melepas 30%-35% saham Adhi Persada lewat IPO pada akhir tahun. Harris Gunawan, Direktur Keuangan ADHI, mengatakan, pihaknya tengah dalam proses due diligence untuk penetapan lembaga atau profesi penunjang pasar modal yang akan mengawal rencana IPO.

Adapun target dana dari aksi korporasi ini akan tergantung kondisi pasar. Tapi, sebelumnya ADHI menargetkan dana Rp 1,5 triliun- Rp 2 triliun. Pada tahun 2015, Adhi Persada menyumbang 7% penjualan ADHI dan berkontribusi 22% terhadap perolehan laba bersih ADHI.

Adhi Persada menargetkan marketing sales naik dua kali lipat menjadi Rp 1,5 triliun tahun ini. Jumlah persediaan lahan mencapai 84 hektare (ha) di 24 lokasi dengan 45 ha masih menunggu pengembangan.

Dua perusahaan lain, PT HK Realtindo yakni anak usaha PT Hutama Karya serta PT Wika Realty dan Wika Gedung yakni anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menunda rencana IPO. Taufik Hendra Kusuma, Direktur Keuangan HK Realtindo mengatakan, pihaknya memundurkan rencana ke kuartal pertama 2017.

"Antara BUMN saling berkoordinasi. Tahun ini biar anak Waskita dulu yang IPO," jelas Taufik.

Taufik bilang, persiapan rencana IPO HK Realtindo terus berlanjut. HK Realtindo akan melepas 30%-35% saham dengan target perolehan dana Rp 1,2 triliun - Rp 1,5 triliun. Rencana IPO Wika Realty diundur ke tahun depan, lantaran WIKA tahun ini ingin fokus pada rencana rights issue setelah pemerintah kembali mengajukan Penanaman Modal Negara (PMN) ke DPR.

"Wika Realty juga masih terus melihat perkembangan pasar properti," ujar Suradi, Sekretaris Perusahaan WIKA.

Muhammad Al Amin, Analis Millenium Danatama, melihat, prospek IPO anak-anak usaha BUMN sangat menarik karena bisnis perusahaan-perusahaan ini berhubungan dengan induk.

"Secara historical, saham-saham IPO BUMN atau anak BUMN selalu menarik," kata Amin.

Menurut Amin, rencana IPO yang paling menarik adalah Waskita Beton, lantaran bisnisnya sangat berhubungan dengan proyek infrastruktur. Bisnis properti tahun ini masih lambat karena permintaan lesu. Tapi tetap berpeluang tumbuh bagus satu tahun ke depan dengan banyaknya dukungan pemerintah dan BI.

David Sutyanto, Analis First Asia Capital, menilai, prospek IPO anak BUMN masih menarik dibandingkan perusahaan-perusahaan swasta. "Sebab anak BUMN lebih jelas good corporate governance-nya dibandingkan swasta," kata dia.

Namun, saham-saham perusahaan BUMN akan lebih menarik ketimbang anak usahanya, karena selalu membagikan dividen dan leluasa membidik proyek-proyek pemerintah. David menambahkan, IPO beton pracetak yang berhubungan dengan infrastruktur akan lebih menarik ketimbang properti. Bisnis properti masih menantang, meski mulai ditopang sentimen positif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×