kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.310   25,00   0,15%
  • IDX 6.803   14,96   0,22%
  • KOMPAS100 1.005   -3,16   -0,31%
  • LQ45 777   -4,08   -0,52%
  • ISSI 212   1,22   0,58%
  • IDX30 402   -2,62   -0,65%
  • IDXHIDIV20 484   -3,58   -0,73%
  • IDX80 114   -0,52   -0,46%
  • IDXV30 119   -0,94   -0,79%
  • IDXQ30 132   -0,40   -0,30%

Ingin Mengatur Ulang Investasi Saham di Sisa Kuartal I? Simak Sektor Potensial Ini


Minggu, 23 Februari 2025 / 16:30 WIB
Ingin Mengatur Ulang Investasi Saham di Sisa Kuartal I? Simak Sektor Potensial Ini
ILUSTRASI. Pelanggan berbelanja di supermarket Jakarta. periode ramadan dan Idulfitri secara historis menjadi pendorong utama sektor ritel, konsumsi, dan perbankan karena meningkatnya belanja masyarakat. KONTAN/Carolus Agus Waluyo/05/01/2025


Reporter: Rashif Usman | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan pasar saham yang tercermin dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih menunjukkan tren pelemahan sejak awal tahun.

IHSG masih berada di zona merah atau melemah 3,91% secara year to date (ytd) atau berada di level 6.803 hingga perdagangan Jumat (21/2). Net sell asing juga tercatat mencapai Rp 10,97 triliun ytd di seluruh pasar. 

Ekonom PT Panin Sekuritas Tbk, Felix Darmawan, menyatakan bahwa outlook pasar saham hingga akhir kuartal I-2025 masih positif, dengan peluang terjadinya rebound seiring masuknya kembali aliran dana asing atau foreign inflow.

Baca Juga: Melihat Arah Pasar Saham di Sisa Kuartal I, Cermati Rekomendasi Saham Berikut

Penguatan IHSG itu didukung oleh stabilitas nilai tukar rupiah di kisaran Rp 15.800–Rp 15.900 per dolar Amerika Serikat (AS), sehingga memberikan kepastian lebih bagi investor asing untuk kembali berinvestasi di pasar Indonesia. 

Ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter oleh The Fed pada semester II-2025 turut mendorong optimisme terkait potensi aliran modal masuk ke negara berkembang, termasuk Indonesia.

Kemudian, IHSG saat ini diperdagangkan dengan rasio price to earnings ratio (PER) sekitar 13 kali, lebih rendah dibandingkan rata-rata historisnya di kisaran 14–15 kali. Kondisi ini menunjukkan adanya peluang kenaikan yang cukup besar. 

"Banyak saham-saham big caps dan sektor unggulan yang berada di level valuasi menarik, membuatnya semakin atraktif bagi investor institusi," kata Felix kepada Kontan, Jumat (21/2).

Baca Juga: IHSG Berpotensi Menguat Terbatas pada Perdagangan Senin (24/2), Ini Sentimennya

Selain itu, periode ramadan dan Idulfitri secara historis menjadi pendorong utama sektor ritel, konsumsi, dan perbankan karena meningkatnya belanja masyarakat. 

Selanjutnya, rilis laporan keuangan tahunan 2024 juga berpotensi menjadi katalis positif jika emiten-emiten menunjukkan kinerja yang solid.

Dirinya juga mengungkapkan secara spesifik, secara historis, momentum ramadan dan Idulfitri memberikan dampak positif bagi beberapa sektor, antara lain:

1. Sektor Ritel & Konsumsi

Emiten yang berpotensi mendapatkan keuntungan dari peningkatan belanja masyarakat selama Ramadan dan Lebaran antara lain:

  • PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI)
  • PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT)
  • PT Mayora Indah Tbk (MYOR)
  • PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
  • PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)

2. Sektor Transportasi & Logistik

Lonjakan arus mudik dan peningkatan aktivitas pengiriman barang serta mobilitas masyarakat menjelang Lebaran berpotensi menguntungkan sejumlah emiten di sektor ini, antara lain:

  • PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA)
  • PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR)
  • PT Blue Bird Tbk (BIRD)

3. Sektor Perbankan

Peningkatan aktivitas konsumsi masyarakat menjelang Lebaran juga mendorong pertumbuhan kredit konsumsi, yang berpotensi menguntungkan bank-bank besar seperti:

  • PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
  • PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
  • PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
  • PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)

Baca Juga: Menilik Prospek Kinerja Emiten BUMN Karya Usai Pemangkasan Anggaran Infrastruktur

Namun, perlu dicatat bahwa efek positif ini cenderung bersifat jangka pendek. Oleh karena itu, strategi yang dapat diterapkan ialah trading berdasarkan momentum menjelang ramadan dengan pendekatan buy on rumor, sell on news.

Disamping itu, Community Lead PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus menyatakan bahwa pasar saham saat ini menantikan perkembangan terkait kebijakan tarif yang akan diterapkan pada mitra dagang, serta keputusan Bank of Japan (BoJ) yang diperkirakan akan menaikkan suku bunga. 

Prediksi ini didasarkan pada lonjakan inflasi Jepang sebesar 4% YoY pada Januari, yang merupakan level tertinggi sejak Januari 2023.

"Untuk sentimen masih harus dipantau perkembangan nilai tukar rupiah, inflasi Indonesia, dan suku bunga BI," ucap Angga kepada Kontan, Jumat (21/2).

Sementara itu, kebijakan suku bunga The Fed juga menjadi faktor eksternal yang berpengaruh terhadap pasar. IHSG sangat dipengaruhi oleh arus dana asing, sehingga jika aliran modal asing kembali masuk, hal ini dapat menjadi sinyal positif bagi pasar saham Indonesia.

Selain itu, momentum ramadan berpotensi menjadi katalis positif, mengingat tren konsumsi masyarakat cenderung meningkat pada periode ini. 

Namun, di tengah volatilitas pasar, investor disarankan untuk meningkatkan porsi dana tunai atau menempatkannya di reksa dana pasar uang (RDPU), serta melakukan investasi di saham secara bertahap dengan porsi kecil. 

Saat ini, pendekatan wait and see masih menjadi strategi yang bijak sambil mencermati perkembangan lebih lanjut.

Selanjutnya: Penyaluran Kredit Multiguna Diproyeksikan Meningkat pada Momen Ramadan dan Lebaran

Menarik Dibaca: Kuning Telur Mengandung Kolesterol atau Tidak? Ini Faktanya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×