kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Indeks syariah masih punya peluang menguat ke depan


Jumat, 12 November 2021 / 08:10 WIB
Indeks syariah masih punya peluang menguat ke depan


Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas indeks syariah di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencetak kinerja yang kurang memuaskan sepanjang tahun 2021. Dari empat indeks syariah yang ada, tiga di antaranya mengalami penurunan. 

Ketiga indeks itu adalah Jakarta Islamic Index (JII) yang tertekan 10,03% year to date (ytd) , Jakarta Islamic Index 70 (JII70) melorot 8,15% ytd dan IDX MES-BUMN17 menurun 8,76% ytd.

Satu indeks syariah yang mengalami kenaikan adalah Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) terkerek 6,01% ytd.

Asal tahu saja, ISSI adalah Indeks yang mengukur kinerja harga seluruh saham di Papan Utama dan Papan Pengembangan yang dinyatakan sebagai saham syariah sesuai dengan Daftar Efek Syariah (DES) yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keungan (OJK).

Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana mengungkapkan, penguatan yang dialami ISSI tertopang oleh konstituennya yang lebih banyak dan beragam.

Baca Juga: IHSG Gagah Perkasa di Akhir Perdagangan, Kamis (11/11)

Sehingga, saham-saham syariah yang meningkat tinggi sepanjang tahun 2021, seperti saham teknologi dan bank digital syariah berpengaruh pada pergerakan indeksnya.

Di sisi lain, konstituen untuk JII, JII70, dan IDX MES-BUMN17 lebih terseleksi. "Akibatnya saham-saham teknologi dan bank digital syariah belum masuk. Ini mirip dengan yang terjadi pada IHSG dan LQ45," jelas Wawan kepada Kontan.co.id, Kamis (11/11)

Asal tahu saja, JII70 adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 70 saham syariah yang memiliki kinerja keuangan yang baik dan likuiditas transaksi yang tinggi. Adapun JII mengukur kinerja harga dari 30 saham syariah yang memiliki kinerja keuangan yang baik dan likuiditas transaksi yang tinggi.

Sementara, IDX MES-BUMN17 mengukur kinerja harga dari 17 saham syariah yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan afiliasinya yang memiliki likuiditas baik dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.

Senada, Research Analyst FAC Sekuritas Indonesia Patrick Jorghy Manek mencermati komposisi konstituen ISSI yang banyak membuat saham-sahamnya lebih beragam.  Berbeda dengan indeks-indeks syariah lain yang saham-saham penopangnya terbatas. 

Masih punya peluang

Kendati belum membukukan kinerja yang apik, Patrick melihat  indeks-indeks syariah di bursa berpeluang untuk menghijau ke depan. Hal ini tidak terlepas dari kondisi pasar saham syariah di Indonesia yang terus berkembang.

Baca Juga: IHSG capai rekor, begini target selanjutnya menurut para manajer investasi

Optimisme itu juga ditopang oleh jumlah masyarakat muslim di Indonesia yang cukup besar. Sehingga, berpeluang menerapkan kaidah-kaidah Islam dalam berinvestasi.

"Ditambah juga dengan produk filantropi Islam yang terintegrasi dengan efek syariah seperti zakat saham, wakaf saham. Selain itu, adanya security crowdfunding berbasis syariah sebagai alternatif pendanaan UMKM akan menambah jangkauan dan menarik pasar saham syariah ," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (11/11).

Oleh karena itu,  indeks-indeks syariah di bursa dipandang masih atraktif. Indeks syariah juga masih menarik untuk dijadikan acuan menyusun portofolio selama bisa memilih saham yang tepat.

Adapun beberapa saham syariah yang dijagokannya seperti PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dengan target harga Rp 2.800 per saham. Sepengamatannya, BRIS memiliki fundamental yang baik, modal inti yang besar, serta BRIS tengah berada dalam tahapan akhir memperoleh izin melebarkan sayap ke Timur tTengah.

Selain itu ada PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan target harga  Rp 4.500 per saham. TLKM cocok untuk di hold jangka panjang. Sepengamatannya, saat ini TLKM  berencana untuk meningkatkan dana kelola MDI, ARPU Indihome yang masih berpotensi bertumbuh, dan adanya IPO Mitratel. Asal tahu saja, Mitratel berkontribusi pendapatan terhadap TLKM hingga Rp 5 triliun.

PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) juga disarankannya dengan target harga Rp 2.400 per saham. Secara teknikal, akan ada konsolidasi dalam waktu dekat sehingga disarankan Buy on weakness di level 1800.

Baca Juga: IHSG berpeluang menguat pada perdagangan Jumat (12/11), saham-saham ini bisa dilirik

Untuk long term, EMTK menarik dicermati karena era teknologi yang semakin bertumbuh pesat. Selain itu, EMTK juga mulai melebar ke sektor finance melalui anak usahanya dengan mengakuisisi Bank FAMA untuk rencana bisnis jangka panjang dan pengembangan usahanya di Indonesia.

Di sisi lain,  Wawan cenderung menjagokan emiten-emiten telekomunikasi seperti TLKM, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dengan target harga masing-masing Rp 4.300 per saham, Rp 3.100 per saham, dan Rp 1.400 per saham.

Ia juga melihat saham barang konsumsi PT  Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)  dengan target harga Rp 10.000 per saham.

" Telekomunikasi merupakan saham yang defensif dengan pendapatan yang masih naik saat pandemi. Consumer good dengan pertimbangan recovery ekonomi akan meningatkan mobilitas dan konsumsi masyarakat," imbuhnya.

Adapun Wawan juga melihat, pasar saham di Indonesia berpotensi terus bertumbuh ke depan. Saham-saham syariah pun sebenarnya memiliki kemenarikan dari sisi fundamentalnya, seperti debt to equity ratio (DER) saham syariah yang terjaga dan relatif lebih aman.

Ini bisa menjadi pertimbangan bagi investor, walaupun dalam jangka panjang investor tetap perlu memperhatikan pertumbuhan dari aset dan pendapatan.

Di sisi lain, Wawan melihat adanya literasi keuangan pasar modal syariah yang terus dilakukan oleh berbagai pihak. "Sosialiasi pasar modal syariah pada generasi muda terutama lewat jalur pendidikan memang penting untuk terus mendorong investasi syariah," pungkasnya.

Baca Juga: IHSG sentuh all time high, simak rekomendasi analis berikut ini

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×