kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indeks sektor keuangan anjlok 2,33% hari ini, tiga saham bank besar dijual asing


Selasa, 12 Mei 2020 / 20:20 WIB
Indeks sektor keuangan anjlok 2,33% hari ini, tiga saham bank besar dijual asing
ILUSTRASI. Dari awal tahun indeks sektor keuangan sudah merosot hingga 32,50%.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks sektor keuangan menjadi indeks saham dengan penurunan paling dalam pada perdagangan Selasa (12/5). Indeks keuangan turun hingga 2,33% pada hari ini, sementara dari awal tahun indeks keuangan sudah merosot hingga 32,50%.

Meski sudah turun dalam sejak awal tahun, kinerja indeks sektor keuangan ini masih lebih baik ketimbang sektor aneka industri yang turun 40,39%, sektor properti dan konstruksi 37,66%, serta sektor perkebunan yang melemah 36,86%.

Tak cuma turun paling dalam di perdagangan hari ini, tiga saham bank besar pun tersengat jual beli asing. Net sell pada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencapai Rp 457,27 miliar, disusul PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 175,73 miliar, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 139,39 miliar.

Bahkan, jual bersih asing sejak awal tahun pada saham BBCA mencapai Rp 5,13 triliun, disusul BBRI sebesar Rp 4,67 triliun, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 2,25 triliun.

Baca Juga: Terancamnya kesepakatan dagang AS-China jadi sentimen negatif IHSG pada Rabu (13/5)

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, merebaknya virus corona atau Covid-19 serta penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mengakibatkan kegiatan ekonomi menjadi terbatas. Hal ini menyebabkan risiko bagi sektor keuangan meningkat. Industri keuangan, terutama perbankan menghadapi tekanan gagal bayar kredit dan mengetatnya likuiditas.

Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang memaparkan bahwa status stabilitas sistem keuangan pada kuartal pertama tahun ini menjadi waspada juga turut menjadi sentimen negatif untuk indeks keuangan.

Apabila melihat realisasi kinerja pada kuartal pertama 2020, Wawan mengungkapkan memang kinerja dari industri keuangan salah satunya perbankan masih cukup baik. Selanjutnya, penerapan PSBB yang diperpanjang turut menahan pertumbuhan kinerja industri dari sektor ini.

"Semakin lama, pasti pendapatan akan terus menurun, bisa jadi beberapa masuk ke ranah rugi. Laporan keuangan kuartal pertama masih cukup bagus, tapi belum belum tahu untuk kuartal kedua seperti apa," ujar Wawan, Selasa (12/5).

Baca Juga: Terpopuler: BPK umumkan bank dalam pengawasan, Laba EXCL melesat 2.500%

Menurut Wawan, sejumlah paket relaksasi dari Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejatinya sudah cukup membantu industri sektor keuangan. Apabila kondisi kembali normal, dia bilang kebutuhan kredit akan tumbuh signifikan.

Di tengah kondisi sekarang ini, dia menilai industri keuangan dengan struktur modal yang kuat mampu bertahan di tengah pandemi. Selain itu, perusahaan dengan perkembangan teknologi informasi yang kuat juga bisa menjadi pilihan.

Di tengah penurunan harga saham sektor ini, ia menambahkan ini menjadi momentum untuk mencermati saham-saham perbankan seperti BBRI, BBCA, serta BMRI.

Baca Juga: Jadi bank jangkar, berikut kriteria yang harus dipenuhi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×