Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melorot cukup dalam selama sepekan. Mengutip data RTI Business, IHSG tertekan 3,53% minggu ini.
Asal tahu saja, selama lima hari perdagangan, IHSG ditutup di zona merah secara berturut-turut. Pada Jumat (1/7), IHSG ditutup di level 6.794,328 melorot cukup dalam dibandingkan penutupan perdagangan pada Jumat (24/6) minggu sebelumnya yang berada di 7.042,937.
Technical Analyst Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, mencermati, pelemahan IHSG pekan ini diperberat oleh tren inflasi yang menanjak di Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Kondisi ini mendorong bank sentral masing-masing negara mengerek suku bunganya.
Selain itu, kekhawatiran datangnya resesi juga mulai berdampak terhadap IHSG. Ini tercermin dari tekanan jual yang dibarengi net sell asing dengan rata-rata mencapai Rp 1 triliun per harinya.
Baca Juga: IHSG Merosot 1,70% ke Level 6.794 pada Penutupan Perdagangan Jumat (1/7)
"Pelemahan nilai tukar rupiah juga memperkuat dugaan dana asing pulang kampung untuk mengurangi eksposur pada aset berisiko," jelas Ivan kepada Kontan.co.id, Jumat (1/7).
Adapun pada hari Kamis dan Jumat, tekanan jual asing sebenarnya terlihat mereda. Sementara, indeks di kawasan Eropa mengalami rebound. Katalis-katalis ini memungkinkan IHSG di hari Senin nanti mengikuti jejak pasar Eropa yang mengalami penguatan.
"Namun, perlu diantisipasi kemungkinan rebound ini bersifat minor sehingga hanya untuk melakukan trading atau mengurangi beberapa posisi jangka panjang," imbuh dia.
Untuk pekan depan, Ivan pun menyarankan investor untuk mencermati saham-saham pertambangan seperti TINS dan ANTM yang berpotensi mengalami technical rebound. Selain itu, DMMX yang telah membentuk struktur awal pembalikan arah tren juga bisa diawasi.
Sementara, Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheril Tanuwijaya, menyarankan investor mengambil sikap wait and see sambil mencermati data-data yang rilis pekan depan. Saran ini mempertimbangkan IHSG yang berpeluang melanjutkan pelemahan.
Baca Juga: IHSG Merosot 1,70% ke Level 6.794 pada Penutupan Jumat (1/7)
"IHSG berpotensi melanjutkan pelemahan namun diperkirakan tidak sebesar minggu ini yang melemah hingga lebih dari 3%," ungkap dia Jumat (1/7).
IHSG diproyeksi bergerak di kisaran 6.730 hingga 6.850 minggu depan. Sentimen dari global seperti pidato beberapa anggota FOMC, rilis hasil rapat FOMC, rilis data PMI non-manufaktur AS, serta data laju pengangguran AS di bulan Juni berpotensi menjadi sentimen yang mendominasi pergerakan.
"Diperkirakan investor akan mencermati data tersebut untuk petunjuk lebih lanjut terkait normalisasi kebijakan moneter The Fed," imbuh dia.
Adapun untuk pelemahan IHSG sepekan ini, Cheril mencermati, pertemuan bank sentral AS dan Eropa yang menjadi pemberatnya. Kedua bank sentral itu tengah fokus pada pada inflasi dan ancaman resesi, di mana berbagai data indikator menunjukkan kemungkinan resesi global semakin nyata.
Kondisi ini menjadi efek domino bagi perekonomian Asia, hingga akhirnya ke Indonesia. Dampaknya, konsumsi global yang turun berpengaruh pada permintaan komoditas yang menjadi andalan Indonesia.
Selain itu, ancaman resesi dan komitmen The Fed dalam menaikkan suku bunga demi menekan inflasi menjadi 2% membuat investor menghindari instrumen berisiko moderat seperti pasar modal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News