Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya tak berdaya ke zona merah di sesi I perdagangan, Selasa (24/5). Mengacu data RTI, indeks terkoreksi 0,29% atau 13,978 poin ke level 4.729,68 pukul 12.00 WIB.
Tercatat 173 saham bergerak turun, 79 saham bergerak naik, dan 84 saham stagnan. Perdagangan pagi hari ini melibatkan 2,4 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,14 triliun.
Delapan sektor menyeret IHSG, dipimpin oleh sektor pertanian turun 0,84%, dan diikuti perdagangan turun 0,83%, serta konstruksi turun 0,72%. Sementara, dua sektor yang menghijau yakni aneka industri naik 0,84% dan infrastruktur naik 0,02%.
Di pasar reguler, aksi beli asing masih mewarnai perdagangan sebesar Rp 16,345 miliar. Akan tetapi, keseluruhan perdagangan lebih dominan aksi jual asing sebesar Rp 9,334 miliar
Saham-saham yang masuk top losers LQ45 antara lain; PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) turun 3,04% ke Rp 1.435, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) turun 2,67% ke Rp 2.190, dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) turun 2,33% ke Rp 6.275.
Saham-saham yang masuk top gainers LQ45 antara lain; PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) naik 7,75% ke Rp 278, PT Astra International Tbk (ASII) naik 0,78% ke Rp 6.425, dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) naik 0,73% ke Rp 6.925.
"IHSG terbawa sentimen negatif dari pasar saham Asia yang mengalami pelemahan," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengutip Antara.
Kondisi global yang berada di area negatif, lanjut dia, dijadikan alasan oleh sebagian investor di dalam negeri untuk melakukan aksi ambil untung terhadap saham-saham yang telah mengalami kenaikan pada hari sebelumnya Senin (23/5).
Ia menambahkan bahwa pelaku pasar juga merespon negatif terhadap pelemahan harga minyak mentah dunia. Terpantau, harga minyak mentah dunia jenis WTI crude pada Selasa (24/5) pagi berada di posisi 47,92 dollar AS per barel, melemah 0,33% dan Brent crude di level 48,12 dollar AS per barel, turun 0,48%.
Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menambahkan kondisi dari bursa global yang masih bertahan pada tren turun sebagai akibat dari isu kenaikan suku bunga bank sentral AS, sebaiknya investor tetap berhati-hati apalagi kondisi rupiah juga masih dalam tren depresiasi.
Pasar Asia jatuh
Bursa saham Asia tenggelam ke level terendah tujuh pekan dan dollar Amerika Serikat (AS) menguat karena spekulasi Federal Reserve akan menaikkan suku di awal bulan Juni. Sementara, minyak mentah jatuh bersama emas.
Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,6 % pukul 1:04 waktu Tokyo, Selasa (24/5). Indeks acuan jatuh di sebagian besar wilayah, dipimpin oleh penurunan di Shanghai dan Tokyo.
Semua 10 kelompok industri menurun pada indeks MSCI Asia Pacific dimana Indeks Bloomberg Spot Dollar naik ke level tertinggi dua bulan. Ringgit Malaysia memimpin pelemahan mata uang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News