kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

IHSG menanti kinerja emiten


Kamis, 20 Juli 2017 / 06:50 WIB
IHSG menanti kinerja emiten


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Ada anomali di pasar saham Indonesia. Di saat bursa saham di kawasan Asia menghijau, kemarin (19/7), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru ditutup menyusut 0,27% menjadi 5.806,69. Nilai transaksi di Bursa Efek Indonesia kemarin tercatat Rp 6,78 triliun, dengan volume transaksi 8,44 miliar saham dan frekuensi 281.645 kali.

Indeks saham Nikkei (Jepang) kemarin ditutup menguat 0,10%, Shanghai Composite (Tiongkok) menanjak 1,36%, Hang Seng (Hong Kong) naik 0,56%, Straits Times (Singapura) tumbuh 0,57% dan KOSPI (Korea Selatan) naik 0,16%.

Sejatinya, kinerja bursa saham Indonesia tidaklah buruk pada tahun ini. Sejak awal tahun hingga kemarin atau year-to-date (ytd), IHSG sudah tumbuh 9,63%. IHSG setidaknya menduduki urutan keenam indeks saham dengan pertumbuhan tertinggi di kawasan Asia. Kospi menduduki urutan pertama dengan pertumbuhan 27,56%. Urutan kedua adalah Taiwan Taiex sebesar 19,30%, diikuti Hang Seng 19,07%, Straits Times 15,42% dan Shanghai 14,58%.

Analis OSO Sekuritas Riska Afriani berpendapat, minimnya sentimen positif jadi pemberat indeks saham domestik kemarin. Selain itu, penurunan harga sebagian besar saham big caps menekan IHSG. Saham PT Astra International Tbk (ASII), misalnya, mencatatkan penurunan 2,31%. Saham ASII memiliki bobot cukup besar, yakni 5,3% terhadap IHSG. "Hal ini juga seiring dengan data penjualan mobil yang turun sebesar 24%-25%," ungkap dia kepada KONTAN, Rabu (19/7).

Emiten big caps lainnya yang memiliki bobot lebih dari 5% terhadap IHSG juga mencatatkan penurunan. Misalnya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Sedang indeks bursa saham Asia kemarin mendapat sentimen positif kemungkinan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) tidak akan menaikkan suku bunga. Sentimen positif lainnya adalah rilis data ekonomi Tiongkok yang positif. Ini menjadi sentimen positif utama, di mana perekonomian China pada kuartal kedua tahun ini tidak mengalami pelambatan.

Pergerakan pasar saham Asia juga ditopang oleh kenaikan harga komoditas pertambangan, termasuk harga batubara dan minyak mentah.

Analis Binaartha Parama Sekuritas, Reza Priyambada berpendapat, minimnya sentimen di pasar domestik menjadi penyebab IHSG melemah belakangan ini. Apalagi, pelaku pasar masih menantikan rilis kinerja keuangan emiten di Bursa Efek Indonesia. Masih sebagian kecil emiten yang mengumumkan laporan keuangan semester pertama tahun ini.

Untuk perdagangan hari (20/7), Reza melihat indeks saham masih menunjukkan potensi melemah di level support 5.784 dan resistance 5.834. Dia memberi rekomendasi buy untuk saham seperti AISA, EXCL, CTRA, ASRI dan SSMS. "Rilis kinerja emiten terlihat bagus dan bisa menjadi penggerak indeks. Saat ini, pergerakan indeks saham cenderung terbatas sehingga investor masih wait and see," ungkap Reza.

Sementara, Riska memprediksi indeks saham hari ini masih akan menguat terbatas di rentang support 5.770 dan resistance 5.820. Ia juga memperkirakan IHSG dalam jangka pendek akan kembali menguat dengan dorongan laporan keuangan emiten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×