kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG longsor 0,28% meski neraca dagang positif


Senin, 15 Mei 2017 / 12:20 WIB
IHSG longsor 0,28% meski neraca dagang positif


Reporter: Adinda Ade Mustami, Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona negatif meski data neraca dagang positif pada sesi I perdagangan, Senin (15/5). Mengacu data RTI, indeks longsor 0,28% atau 15,742 poin ke level 5.659,47.

Tercatat 155 saham bergerak turun, 117 saham naik, dan 115 saham stagnan. Total volume perdagangan 6,047 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,92 triliun.

Delapan dari 10 indeks sektoral membebani arah IHSG. Sektor pertambangan paling dalam penurunannya 1,40%. Sementara, sektor konstruksi paling tinggi penguatannya 0,35%.

Saham-saham top losers LQ45 antara lain; PT Vale Indonesia Tbk (INCO) turun 1,06% ke Rp 1.865, PT Astar Agro Lestari Tbk (AALI) turun 1,02% ke Rp 14.550, dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) turun 0,91% ke Rp 4.360.

Saham-saham top gainers LQ45 antara lain; PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) naik 3,38% ke Rp 17.575, PT Matahari Departmenet Store Tbk (LPPF) naik 2,70% ke Rp 15.200, dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) naik 1,63% ke Rp 625.

Investor asing masih tampak melakukan aksi belinya. Net buy asing sesi pertama ini mencapai Rp 158,648 miliar.

Hari ini, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan April 2017 surplus sebesar US$ 1,24 miliar. Angka itu sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan surplus Maret 2017 yang tercatat sebesar US$ 1,23 miliar.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, baik ekspor maupun impor April 2017 turun dibanding Maret 2017. Namun, ekspor dan impor April masih lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu.

Ekspor April 2017 tercatat sebesar US$ 13,17 miliar, turun 10,30% dibanding bulan sebelumnya dan naik 12,63%. Penurunan dibanding bulan lalu tersebut kata Suhariyanto melanjutkan historis sejak April 2012.

"Sejak April 2012, nilai ekspor April selalu lebih kecil dibanding Maret. 2016 di April ekspor US$ 11,69 miliar, lebih kecil dibaidng Maret 2016 yang sebesar US$ 11,81 miliar. Jadi ini pattern yang biasa," kata Suhariyanto dalam konferensi pers di kantornya, Senin (15/5).

Di sisi lain, bursa saham Asia menguat merayap ke level tertinggi dua tahun terakhir. Setelah pasar mengesampingkan ancaman siber ransomware WannaCry yang telah menginjeksi 200.000 komputer di lebih 150 negara.

Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang naik 0,1%. Menyentuh level tertingggi sejak Juni 2015 di awal sesi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×