Reporter: Dimas Andi | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hampir seluruh emiten di bawah Holding BUMN Pertambangan MIND ID telah merilis laporan keuangan III-2025. Kinerja emiten MIND ID yang fokus pada komoditas mineral pun tampak lebih unggul sepanjang 2025 berjalan.
Sebagaimana diketahui, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) meraih pertumbuhan pendapatan dari penjualan komoditas emas, nikel dan bauksit sebesar 67% year on year (yoy) menjadi Rp 72,03 triliun per kuartal III-2025. Pada periode yang sama, laba bersih ANTM melonjak 197% yoy menjadi Rp 6,61 triliun.
Direktur Utama Aneka Tambang Achmad Ardianto menyampaikan, capaian kinerja ini merefleksikan efektivitas strategi pengelolaan biaya dan optimalisasi nilai tambah produk yang dijalankan perusahaan. Lantas, ANTM tidak hanya berfokus pada peningkatan kinerja keuangan, melainkan juga pada penciptaan nilai jangka panjang melalui praktik pertambangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
“Antam terus berinovasi pada setiap aspek operasional, bisnis, dan sustainability guna menciptakan nilai tambah dan manfaat yang berkelanjutan bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan,” kata dia dalam keterbukaan informasi Senin (27/10/2025).
Baca Juga: Menimbang Kinerja Emiten Anggota MIND ID pada Semester I-2025, Siapa Paling Unggul?
Segmen emas menjadi kontributor utama bagi pendapatan ANTM dengan porsi sekitar 81%. Per kuartal III-2025, penjualan emas ANTM tumbuh 64% yoy menjadi Rp 58,67 triliun. Adapun volume penjualan emas ANTM meningkat 20% yoy menjadi 34.164 kilogram (kg) atau 1.098.398 ons troi.
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengalami penurunan tipis pada pendapatan sebesar 0,45% yoy menjadi US$ 705,4 juta per kuartal III-2025. Namun, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk INCO tumbuh 2,54% yoy menjadi US$ 52,4 juta. Dari sisi operasional, produksi nikel dalam matte INCO tumbuh 4% yoy menjadi 54.975 metrik ton.
INCO mampu memperkuat portofolio komersialnya dengan penjualan perdana bijih nikel saprolite dari Blok Bahodopi dan Pomalaa. Awalnya direncanakan pada kuartal keempat, namun tambang Bahodopi berhasil melakukan pengiriman lebih awal pada Juli 2025.
Sementara itu, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) meraih pendapatan Rp 31,33 triliun per kuartal III-2025 atau tumbuh 2% yoy. Hasil ini dibarengi oleh peningkatan volume produksi batubara PTBA sebesar 9% yoy menjadi 35,90 juta ton hingga kuartal III-2025.
Pada periode yang sama, volume penjualan batubara PTBA meningkat 8% yoy menjadi 33,70 juta ton. Bila dirinci, penjualan batubara domestik PTBA tumbuh 11% yoy menjadi 18,82 juta ton, sedangkan penjualan batubara ekspor tumbuh 4% yoy menjadi 14,88 juta ton.
Sayangnya, tren pelemahan harga batubara membuat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk PTBA merosot 56,25% yoy menjadi Rp 1,4 triliun per kuartal III-2025.
Baca Juga: Didukung Kinerja dan Dividen Jumbo, Simak Prospek Emiten Anggota MIND ID
Chief Executive Officer (CEO) Edvisor Provina Visindo Praska Putrantyo menilai, kinerja emiten pertambangan MIND ID terlihat bervariasi lantaran setiap emiten memiliki eksposur pendapatan yang berbeda. Misalnya, ANTM dan INCO yang ditopang oleh komoditas logam dan mineral, sedangkan PTBA berbasis batubara.
Kinerja ANTM pun sangat dipengaruhi oleh harga emas yang terus mendaki, sehingga menyebabkan average selling price (ASP) atau harga jual rata-rata emas mereka ikut menanjak. Ditambah lagi, ANTM juga memiliki lini bisnis nikel dan feronikel yang mampu mencatatkan kinerja positif hingga kuartal ketiga lalu.
Di balik kinerja apik per kuartal III-2025, Analis Indo Premier Sekuritas Ryan Winipta dan Reggie Parengkuan justru menyoroti penurunan volume penjualan emas ANTM sebesar 69% secara kuartalan menjadi 156.000 ons troi pada kuartal ketiga lalu.
Hasil ini cukup dipengaruhi oleh berkurangnya impor emas. Ditambah lagi, ANTM terdampak oleh insiden tambang Grasberg milik Freeport Indonesia yang membuat pasokan bahan baku tersendat, sehingga volume penjualan emas makin menurun sejak September 2025.
“Namun, ASP emas ANTM naik 3% quarter on quarter (qoq) sehingga menahan efek penurunan volume penjualan emas,” tulis Ryan dan Reggie dalam riset, Rabu (29/10/2025).
Sementara itu, PTBA mengalami tekanan bottom line yang cukup signifikan akibat koreksi harga batubara. Terbukti, ASP batubara PTBA menyusut 6% yoy per kuartal III-2025.
“Bahkan, prospek untuk batubara masih cukup fluktuaktif karena permintaan belum sepenuhnya pulih,” ungkap Praska, Jumat (31/10/2025).
Praska memperkirakan, ANTM masih akan menjadi emiten MIND ID dengan kinerja paling unggul pada sisa tahun ini. Seiring tren harga emas yang terus melonjak, ANTM masih akan menikmati margin laba yang di level yang tinggi.
Selain itu, INCO juga berpeluang kembali meningkatkan kinerjanya sampai akhir 2025. Meski dibayangi oleh risiko oversupply pasar nikel global, permintaan komoditas tersebut untuk program hilirisasi mineral masih cukup tinggi sehingga dapat mendukung pertumbuhan kinerja INCO.
Baca Juga: Dukung Hilirisasi Berkelanjutan, Mind Id Perkuat Tata Kelola Timah
Senada dengan Praska, Ryan Winipta dan Reggie Parengkuan memperkirakan INCO berpeluang meningkatkan kinerja dari sisi penjualan bijih nikel pada kuartal IV-2025. Namun demikian, ada kemungkinan volume penjualan nikel dalam matte INCO berkurang akibat pemeliharan terjadwal pada fasilitas furnace perusahaan.
Sebaliknya, tekanan yang dihadapi PTBA kemungkinan masih akan berlanjut, mengingat potensi kenaikan harga batubara masih agak terbatas meskipun permintaan komoditas ini biasanya membaik ketika memasuki musim dingin.
Indo Premier Sekuritas menyematkan rekomendasi sell saham PTBA dengan target harga Rp 2.000 per saham. Sedangkan saham ANTM dan INCO direkomendasikan beli dengan target harga masing-masing di level Rp 3.900 per saham dan Rp 5.200 per saham.
Di lain pihak, Praska merekomendasikan hold saham ANTM dengan target harga di level Rp 3.660 per saham.
Selanjutnya: Menilik Prospek IHSG Jelang Akhir Tahun
Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (1/11), Provinsi Ini Diguyur Hujan Sangat Lebat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


/2025/08/07/1730243465.jpg) 
  
  
  
  
  
  
  
 











