Reporter: Andy Dwijayanto, Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ikut melompat tinggi di tengah rebound pasar global pasca guncangan Brexit, Rabu (29/6). Mengacu data RTI, indeks dibuka naik 1% atau 48,876 poin ke level 4.932,32 pukul 09.18 WIB.
Tercatat 151 saham bergerak naik, 40 saham bergerak turun, dan 50 saham stagnan. Mengawali perdagangan pagi ini melibatkan 1,39 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,90 triliun.
Seluruh indeks sektoral pun menghijau. Sektor aneka industri memimpin penguatan 1,8% dari 10 indeks sektoral. Diikuti sektor manufaktur naik 1,25% dan konstruksi naik 1,22%.
Aksi beli asing turut menopang penguatan IHSG. Di pasar reguler, net buy asing sekitar Rp 213,585 miliar dan sekitar Rp 220,653 miliar keseluruhan perdagangan.
Analis Asjaya Indo Surya William Surya Wijaya menuturkan effek Brexit yang notabene sudah dapat diantisipasi dengan lebih bijak oleh investor, terlihat dari capital inflow yang masih terlihat terus terjadi.
Kondisi perekonomian Indonesia yang baik dan menunjukkan kondisi stabil, ditambah langkah sigap pemerintah untuk segera melansir tax amnesty sebagai salah satu langkah yang baik dalam membantu peningkatan investasi dalam negeri.
"Support terlihat terjaga pada level 4.817 dengan target resistance yang berpotensi ditembus pada level 4.921 dalam beberapa waktu ke depan," ujarnya.
Rebound pasar global
Sementara itu, bursa saham Asia dibuka menguat, menyusul reli di pasar saham global, di tengah optimisme bahwa para pembuat kebijakan akan memperkenalkan langkah-langkah untuk membatasi kejatuhan ekonomi akibat keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Indeks MSCI Asia Pacific naik 1 % menjadi 126,64 pada pukul 09:03 pagi waktu Tokyo. Indeks ekuitas global menguat dalam seminggu karena investor melihat tanda-tanda bahwa bank sentral dan pemerintah akan membantu meringankan gejolak pasar pasca Brexit.
Gubernur Federal Reserve Jerome Powell mengatakan risiko global telah bergeser lebih jauh ke bawah setelah pemungutan suara Inggris untuk keluar dari Uni Eropa, memberikan ketidakpastian baru yang mungkin pantas untuk menilai kembali kebijakan moneter.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada hari Rabu mengatakan bahwa dia akan mengerahkan semua tindakan yang memungkinkan, sementara Korea Selatan pada hari Selasa mengusulkan paket stimulus fiskal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News