Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (4/2). Asal tahu saja, IHSG melorot 1,11% ke level 7.030,05 pada penutupan perdagangan Senin (3/2).
Founder Stocknow.id Hendra Wardana melihat, tekanan terhadap IHSG kemarin dipicu oleh sentimen global dan domestik yang melemahkan kepercayaan investor.
Pertama, soal perang dagang AS. Kebijakan tersebut langsung dibalas dengan tarif serupa dari negara-negara yang terdampak, memperburuk ketidakpastian pasar.
“Sentimen negatif ini turut menyeret IHSG ke bawah, diperburuk oleh risiko capital outflow akibat pelemahan rupiah yang turun 0,99% terhadap dolar AS,” ujarnya kepada Kontan, Senin (4/2).
Baca Juga: Rupiah Diproyeksi Melanjutkan Pelemahan pada Selasa (4/2), Simak Sentimennya
Dari dalam negeri, pelemahan daya beli menjadi perhatian setelah inflasi Indonesia turun ke level 0,76% pada Januari 2025, terendah sejak Maret tahun 2000. Level tersebut jauh di bawah ekspektasi yang sebesar 1,88% dan target Bank Indonesia yang sebesar 1,5%-3,5%.
“Kondisi ini menimbulkan spekulasi bahwa BI perlu menurunkan suku bunga lebih cepat untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya.
Meskipun tekanan pasar masih tinggi, peluang rebound IHSG tetap terbuka dengan level support di 6.956 dan resistance di 7.113. Dengan catatan, jika tekanan jual mereda dan sentimen global tidak semakin memburuk.
Arus masuk dana asing ke saham big caps, seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga menunjukkan bahwa investor masih melihat prospek positif di pasar Indonesia.
“Laporan keuangan kuartal I 2025 akan menjadi katalis penting dalam menentukan arah pasar,” tuturnya.
Pada perdagangan hari ini, Hendra merekomendasikan beli saham BBRI dengan target harga Rp 4.530 per saham, BBNI dengan target harga Rp 5.025 per saham, dan SCMA dengan target Rp 199 per saham. rekomendasi speculative buy juga diberikan untuk SIDO dengan target harga Rp 610 per saham.
Vice President Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi melihat, pelemahan IHSG kemarin disebabkan pasar yang merespons negatif atas kekhawatiran peningkatan tensi perang dagang yang dipelopori Amerika Serikat (AS). Apalagi, ada perlawanan tarif balasan dari Cananda, Colombia, dan China.
“Selain itu, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang mulai bergerak ke level Rp 16.400 per saham dan deflasi bulan Januari sebesar -0,76% cenderung meningkatkan kondisi ketidakstabilan di dalam negeri,” ujarnya kepada Kontan, Senin (3/2).
IHSG pun diperkirakan bakal bergerak mixed cenderung menguat pasca uji demand area di rentang level 6.950-7.030, meski indikator MACD dan RSI masih menunjukkan pelemahan.
Baca Juga: Mengintip Rekomendasi Saham Pendatang Baru LQ45 : CTRA, JPFA, MAPA
Rentang pergerakan IHSG diperkirakan dalam level support 6.950 dan resistance 7.113 pada perdagangan hari ini.
Sentimennya terutama berasal dari kenaikan harga minyak seiring dengan supply disrupsi pasca tarif Presiden AS Donald Trump kepada Canada, Mexico, dan China yang juga mendorong ketidakpastian ekonomi global. Hal itu juga akan berdampak kepada saham energi, khususnya minyak mentah.
“Selain itu, potensi keberlanjutan pelemahan nilai tuka rupiah cenderung akan berdampak negatif terhadap pasar saham,” ungkapnya.
Berikut saham rekomendasi dengan teknikal analisis yang bisa diperhatikan investor hari ini.
1. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
Rekomendasi: Speculative buy
Support: Rp 2.550
Resistance: Rp 2.800
2. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
Rekomendasi: speculative buy
Support: Rp 4.100
Resistance: Rp 4.500
Selanjutnya: Kepala OIKN Pastikan Anggaran IKN Tidak Ikut Dipangkas
Menarik Dibaca: Harga Emas Pegadaian Hari Ini 4 Februari 2025: Antam Stagnan dan UBS Naik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News