kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.607.000   10.000   0,63%
  • USD/IDR 16.175   0,00   0,00%
  • IDX 7.166   -66,59   -0,92%
  • KOMPAS100 1.055   -9,60   -0,90%
  • LQ45 831   -12,11   -1,44%
  • ISSI 214   0,13   0,06%
  • IDX30 427   -6,80   -1,57%
  • IDXHIDIV20 512   -6,51   -1,26%
  • IDX80 120   -1,15   -0,95%
  • IDXV30 123   -0,75   -0,60%
  • IDXQ30 140   -2,07   -1,45%

Cek Rekomendasi Saham Astra International (ASII) di Tengah Potensi Penjualan Otomotif


Selasa, 28 Januari 2025 / 15:06 WIB
Cek Rekomendasi Saham Astra International (ASII) di Tengah Potensi Penjualan Otomotif
ILUSTRASI. Para analis memberikan rekomendasi saham Astra International (ASII) di tengah potensi penjualan otomotif di tahun 2025


Reporter: Rashif Usman | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja penjualan mobil Astra International (ASII) pada tahun 2025 diprediksi akan meningkat dibandingkan tahun lalu, seiring sentimen penundaan opsen pajak, penurunan suku bunga dan insentif mobil hybrid 3%. Namun, tantangan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12% dapat menekan potensi margin. 

Head of Corporate Communications Astra International, Boy Kelana Soebroto berharap pasar mobil pada tahun 2025 dapat lebih baik atau setidaknya sejajar dengan capaian tahun sebelumnya. 

Meski begitu, Astra terus mencermati berbagai faktor yang dapat memengaruhi penjualan otomotif, termasuk potensi pelemahan daya beli masyarakat.

"Kami akan terus fokus untuk memberikan berbagai produk dan layanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Indonesia," kata Boy kepada Kontan, Minggu (26/1).

Pada tahun 2025, Astra menawarkan berbagai variasi produk, mulai dari mobil berbasis mesin pembakaran internal (ICE), hybrid, kendaraan listrik berbasis baterai (BEV), hingga segmen entry-level dan mobil mewah. Tidak hanya itu, Astra juga menyediakan pilihan kendaraan penumpang maupun komersial.

Selain inovasi produk, Astra terus meningkatkan kualitas layanan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. 

Baca Juga: Usai Rilis Kinerja Tahun Buku 2024, Intip Rekomendasi BBNI

"Kami memiliki jaringan dan ekosistem yang luas yang mendukung penjualan otomotif kami, sehingga mampu memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan," tambahnya.

Sayangnya, Boy belum bisa memaparkan berapa target penjualan mobil di tahun 2025. Yang jelas, Astra berkomitmen untuk menjaga pangsa pasar di industri otomotif Indonesia. 

Sebagai informasi, ASII mencatat penurunan penjualan mobil sebesar 13,86% di sepanjang tahun 2024. 

Pada tahun lalu, penjualan mobil ASII tercatat mencapai 482.964 unit. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2023 yang mencapai 560.717 unit.

Meski penjualan turun double digit, ASII berhasil mempertahankan pangsa pasar 56% untuk penjualan mobil nasional. 

Analis BRI Danareksa Sekuritas Richard Jerry menerangkan secara historis penurunan suku bunga memiliki korelasi terbalik dengan harga saham ASII. Artinya, penurunan suku bunga cenderung meningkatkan minat investor terhadap saham ini.

Di sisi lain, kebijakan subsidi pajak barang mewah (PPnBM) sebesar 3% untuk kendaraan hybrid serta penundaan implementasi pajak opsen diprediksi akan menjadi pendorong utama penjualan mobil di 2025. 

Baca Juga: Opsen Pajak Tetap Berlaku, Begini Nasib Saham Emiten Otomotif

Sebagai contoh, jika opsen pajak diberlakukan, biaya kepemilikan mobil baru dapat meningkat hingga 7%-8% di sejumlah daerah di Jawa, yang berpotensi menekan permintaan kendaraan.

Meskipun volume penjualan diperkirakan akan terus membaik, potensi perbaikan margin akan menghadapi tantangan. Pemerintah telah mengumumkan rencana kenaikan PPN menjadi 12% untuk penjualan kendaraan roda empat, yang akan berlaku mulai Februari 2025. 

Kenaikan PPN tersebut diperkirakan akan berdampak pada harga mobil Toyota, dengan estimasi kenaikan harga sebesar Rp 3 juta hingga Rp 22 juta tergantung pada model. Contohnya, harga Toyota Avanza kemungkinan meningkat sekitar Rp 3 juta atau setara dengan kenaikan 1,2%.

"Kami memproyeksikan bahwa ASII akan menghadapi tantangan dalam menaikkan harga lebih tinggi dari dampak langsung kenaikan PPN, mengingat lambatnya pemulihan daya beli masyarakat," kata Richard dalam risetnya Rabu (22/1) lalu.

Akibatnya, meskipun volume penjualan terus tumbuh, kenaikan margin operasi otomotif (OPM) diperkirakan hanya akan mencapai 1,6% (+30 bps yoy) pada tahun 2025, yang masih lebih rendah dibandingkan level pada tahun 2022-2023. 

Selain itu, sejak Juli 2024, peningkatan stok Toyota di tingkat ritel turut menjadi tantangan bagi margin keuntungan perusahaan.

 

Richard merekomendasikan buy saham ASII dengan target harga berbasis sum-of-the-parts (SOTP) sebesar Rp 5.900. 

Target ini mencerminkan price-to-earnings ratio (PER) di tahun 2025 sebesar 7,3x. Saat ini, saham ASII diperdagangkan dengan P/E 5,8x, atau berada pada -1 standar deviasi dari rata-rata lima tahun terakhir. 

Namun, terdapat beberapa risiko yang perlu diwaspadai. Pertama, percepatan transisi kendaraan listrik (EV) yang lebih cepat dari perkiraan, ditambah dengan minimnya portofolio kendaraan listrik ASII saat ini.

Kedua, siklus suku bunga yang tetap tinggi lebih lama dari ekspektasi, atau kemungkinan terjadinya pembalikan arah suku bunga.

Selanjutnya: Orang Terkaya di Dunia Kehilangan Rp 1.746 Triliun Akibat Aksi Jual DeepSeek

Menarik Dibaca: Film Penantian Buah Hati, Lyora Tayang Tahun 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×