Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kinerja PT Acset Indonusa Tbk (ACST) tampaknya akan semakin menggeliat setelah bergabung dalam grup Astra. Lihat saja, dalam delapan bulan pertama tahun ini perseroan telah berhasil merealisasikan 85,6% target kontrak barunya.
Hingga akhir Agustus 2015, emiten kontruksi swasta ini berhasil mengantongi kontrak baru Rp 2,14 triliun atau setara dengan 85,6% dari target yang dipatok perseroan tahun ini yakni sebesar Rp 2,5 triliun. "Pencapaian ini dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tumbuh signifikan," kata Maria Cecilia, Sekretaris Perusahaan ACST pada KONTAN, Selasa (1/9).
Realisasi kontrak baru ACST ini melesat hingga 286,2% dibandingkan realisasi delapan bulan pertama pada tahun lalu yakni sebesar Rp 554 miliar. Moncernya pencapaian kontrak anyar inilah yang membuat perseroan mengerek target sampai 20%. Sebelumnya, perseroan hanya membidik kontrak baru sebesar Rp 2 triliun.
Adapun rincian kontrak baru ini sebagian besar di peroleh dari kontrak konstruksi dengan nilai mencapai Rp 1,6 triliun atau menyumbang porsi sebesar 74,7%. Lalu, kontrak pondasi berkontribusi sebesar Rp 514 miliar dan dari proyek Astra sebesar Rp 360 miliar.
Kendati kinerja perseroan paruh pertama tahun ini negatif, manajemen perseroan optimis di akhir tahun bisa tumbuh lebih baik. Laba bersih ACST semester I hanya tercatat Rp 5,23 miliar atau anjlok 89,7% dibandingkan periode yang sama 2014 yakni Rp 51,21 miliar. Pendapatannya juga turun 9,7% secara yoy menjadi Rp 552,31 miliar.
Agustinus Hambadi, wakil Direktur keuangan ACST sebelumnya mengaku tak terlalu khawatir dengan kinerja semeter I. Dia menjelaskan perlambatan kinerja tersebut terjadi karena perseroan lebih banyak menyelesaikan pekerjaan yang sudah masuk dalam tahap akhir. "Kondisi ini biasanya banyak menguras dana dan menambah beban operasional." jelasnya.
Sementara kontrak baru yang masuk tahun ini yang terus meningkat belum bisa memberikan kontribusi berarti bagi pendapatan. Tahun ini, ACST membidik pendapatan sebesar Rp 1,35 triliun atau tumbuh 20%. Pendapatan jasa konstruksi diharapkan menyumbang 60% target dan 40% berasal dari pendapatan jasa pondasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News