Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga tembaga naik ke level tertinggi dalam 22 bulan pada hari Kamis (18/4). Sementara dolar Amerika Serikat (AS) melemah dan persediaan semakin ketat.
Namun, para analis menyebut reli yang telah mendorong kenaikan tembaga sebesar 13% sepanjang tahun ini kontras dengan lesunya permintaan fisik tembaga di konsumen terbesar China.
Melansir Reuters, harga tembaga acuan kontrak tiga bulan di London Metal Exchange (LME) naik 1,3% menjadi US$9.705,50 per ton dalam perdagangan, setelah menyentuh US$9.739, tertinggi sejak Juni 2022.
Kontrak tembaga bulan Juni yang paling banyak diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange (SHFE) ditutup naik 2,8% pada 78.780 yuan (US$10.882,42) per ton.
Baca Juga: Sanksi Rusia Berpeluang Dongkrak Harga Nikel, Aluminium, dan Tembaga
“Pasar masih mencerna dampak nyata sanksi terhadap material Rusia dan dalam jangka pendek, pembatalan inventaris di LME akan memperketat tingkat stok,” kata Amelia Xiao Fu, head of commodity market strategy di Bank of China International.
Persediaan yang tersedia di LME turun 15.200 ton ke level terendah dalam satu bulan di 90.400 ton setelah investor memberikan pemberitahuan kepada bursa bahwa mereka ingin menghapus persediaan, data menunjukkan pada hari Kamis.
Data posisi spekulatif menunjukkan bahwa masih ada lebih banyak ruang bagi investor untuk meningkatkan taruhan bullish, namun jika harga LME menyentuh US$10.000 per ton, mereka akan mengalami aksi ambil untung, tambah Fu.
“Ada indikasi bahwa permintaan di China tidak begitu kuat dan pengguna hilir cenderung menunda pembelian jika harga menjadi terlalu tinggi,” katanya.
Yang juga memperkuat pasar adalah melemahnya indeks dolar, yang jatuh untuk hari kedua setelah peringatan langka dari kepala keuangan negara-negara besar.
Pelemahan dolar membuat logam yang dihargakan dalam greenback lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Seorang pedagang mengatakan, kenaikan harga logam dasar juga diperburuk oleh short-covering.
Baca Juga: Harga Logam Industri dalam Fase Bullish, Intip Prospeknya
Sementara itu, harga timah LME naik ke US$33,945, tertinggi sejak Juni 2022, sebelum memangkas kenaikan menjadi US$33,690, naik 2,8%.
Kontrak timah tunai LME diperdagangkan dengan premi US$350 per ton dibandingkan kontrak tiga bulan, premi terbesar sejak Juli 2023, setelah persediaan di gudang yang disetujui LME turun 45% sepanjang tahun ini.
Harga aluminium LME naik tipis 0,2% menjadi US$2.591,,50 per ton, nikel naik 0,9% menjadi US$18.410, timbal naik 1,4% menjadi US$2.186, dan seng turun 0,9% menjadi US$2.813.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News