Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Penurunan harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) terus mengalami penurunan. Hingga penutupan perdagangan kemarin, harga saham emiten bersandi BUMI tersebut bercokol di level Rp 520 per saham atau mengalami penurunan sebesar 93,92% dari harga tertingginya di pertengahan tahun 2008 sebesar Rp 8.550 per saham.
Walhasil, nilai kapitalisasi BUMI saat hingga kemarin hanya sekitar Rp 10,08 triliun atau 0,90% dari total nilai kapitalisasi pasar kemarin sebesar Rp 1.120,08 triliun. Begitu juga halnya dengan perusahaan grup Bakrie yang lainnya. PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) masing-masing memiliki kapitalisasi sebesar 0,42% dan 0,13% dari total kapitalisasi pasar.
Sedangkan PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP) masing-masing menyumbang kapitalisasi pasar sebesar 0,11%, 0,10% dan 0,09%. Bila diakumulasikan, seluruh saham grup tersebut menyumbang kapitalisasi pasar sebesar 1,75%. Jumlah ini masih di luar kapitalisasi pasar PT Darma Henwa Tbk (DEWA) sebesar 0,08%, yang baru-baru ini telah diakuisisi oleh BUMI.
Equity Capital Market Strategist PT Trimegah Securities Tbk, Satrio Utomo mengatakan kapitalisasi pasar grup Bakrie pernah mencapai level 30%-40% pada tahun 2008 lalu. Namun seiring penurunan ekonomi global, maka harga saham pun lantas berguguran.
Kondisi ini diperburuk dengan berbagai permasalahan yang muncul dan tak junjung usai seperti repurchase agreement (repo). Tindakan manajemen BUMI yang royal menghamburkan uang untuk melakukan akuisisi juga dipandang sebagai satu sentimen negatif oleh pasar. "BUMI kan perusahaan batubara, bukan perusahaan investasi," ujar Satrio, kemarin (13/1).
Tindakan perusahaan yang terlalu banyak melakukan aksi korporasi dinilai Satrio terlalu riskan. Apalagi kini investor mempertanyakan dari mana BUMI mendanai berbagai macam aksi akuisisi yang menelan dana sebesar Rp 6,2 triliun tersebut.
"Hingga ada rumor yang menyebutkan BUMI akan melakukan right issue," tegas Satrio. Hal ini tentunya akan makin menyudutkan pergerakan saham BUMI. Padahal, dari sisi harga komoditas, Satrio melihat harga minyak mentah dunia sepanjang tahun 2009 akan berada di atas US$ 50 per barel.
Pergerakan harga minyak bahkan bisa menyentuh level US$ 70 hingga US$ 85 per barel pada tahun ini. Tentunya harga komoditas, sedikit banyak akan terkena imbas positifnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News