Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Pembangunan kembali tanur 4 ini pun berdampak terhadap produksi INCO. Dengan furnace 4 rebuild yang masih akan berjalan sampai dengan Mei 2022, maka produksi nikel tahun ini akan terdampak.
“Untuk produksi (tahun ini) di kisaran yang sama dengan produksi tahun 2021,” kata dia kepada Kontan.co.id, baru-baru ini. Tahun lalu, konstituen indeks Kompas100 ini menargetkan produksi di angka 64.000 ton.
Baca Juga: Nikel Akan Kena Pajak Ekspor Progresif, Ini Efeknya ke Investasi Smelter
Sejumlah rencana ekspansi INCO juga terus bergulir, salah satunya yakni target final investment decision (FID) untuk proyek fasilitas pengolahan nikel Bahodopi.
INCO tetap mengejar target FID smelter Bahodopi supaya tidak lewat dari kuartal pertama tahun ini. Sementara untuk proyek Pomalaa di Sulawesi Tenggara, FID ditargetkan pada tahun ini.
“Apa yang sudah kami canangkan untuk bisa mencapai FID bisa tetap kami capai di 2022 untuk proyek Pomalaa,” pungkas Irmanrto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News