kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Stabil di Tengah Risiko Gagal Bayar AS Senin (22/5), WTI ke US$71,81


Senin, 22 Mei 2023 / 17:01 WIB
Harga Minyak Stabil di Tengah Risiko Gagal Bayar AS Senin (22/5), WTI ke US$71,81
ILUSTRASI. Harga minyak mentah


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah stabil pada perdagangan Senin (22/5).  Di tengah kehati-hatian terkait pembicaraan plafon utang Amerika Serikat (AS) menyeret optimisme atas permintaan akhir tahun dan mengimbangi dukungan dari pasokan yang lebih rendah dari Kanada dan produsen OPEC+.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 13 sen atau 0,2% menjadi US$75,71 per barel pada 0850 GMT. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli naik 12 sen atau 0,20% menjadi US$71,81 per barel.

Sebelumnya, harga minyak mentah WTI untuk kontrak Juni, yang berakhir Senin malam, turun 10 sen menjadi US$71,45 per barel.

Perundingan untuk mencegah gagal bayar utang AS akan dilanjutkan di Washington pada hari Senin. Pasalnya, prospek gagal bayar dan kemungkinan penurunan ekonomi yang mungkin terjadi dan pendinginan permintaan bahan bakar terus menakuti pasar.

Baca Juga: Tergelincir di Akhir Pekan, Harga Minyak Acuan Masih Perkasa Sepanjang Pekan Ini

Namun, Badan Energi Internasional (IEA) memperingatkan kekurangan yang membayangi di paruh kedua, ketika permintaan diperkirakan akan melampaui pasokan hampir 2 juta barel per hari (bpd).

"Saya memperkirakan banyak volatilitas dalam beberapa hari mendatang dan kenaikan harga minyak mentah saat kesepakatan tercapai untuk menaikkan plafon utang," kata Vandana Hari, founder of oil market analysis provider Vanda Insights.

Pekan lalu, kedua tolok ukur minyak mentah naik sekitar 2% setelah kebakaran hutan menutup pasokan minyak mentah dalam jumlah besar di Alberta, Kanada.

Dampak pemotongan produksi sukarela oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, juga terasa setelah berlaku bulan ini.

Total ekspor produk minyak mentah dan minyak dari grup anjlok 1,7 juta barel per hari (bpd) pada 16 Mei, kata JP Morgan, menambahkan bahwa ekspor minyak Rusia kemungkinan akan turun pada akhir Mei.

Baca Juga: Target Inflasi pada Tahun 2024 Lebih Rendah dari Target 2023

Pada hari Sabtu, negara-negara Kelompok Tujuh (G7) berjanji pada pertemuan para pemimpin tahunannya untuk meningkatkan upaya untuk melawan penghindaran Rusia dari batas harga ekspor minyak dan bahan bakarnya "sambil menghindari efek limpahan dan mempertahankan pasokan energi global".

Langkah itu diperkirakan tidak akan mengubah situasi pasokan minyak mentah dan produk minyak, kata Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol kepada Reuters di sela-sela KTT G7.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×