Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah naik untuk hari ketiga berturut-turut pada hari Rabu (8/2). Kekhawatiran investor tentang kenaikan suku bunga The Fed mereda dan laporan industri menunjukkan penurunan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS).
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 59 sen atau 0,7% menjadi US$84,28 per barel pada 1153 GMT. Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 64 sen atau 0,8% menjadi US$77,78.
Komentar dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada hari Selasa terlihat kurang hawkish daripada yang ditakuti, meningkatkan selera risiko dan membebani dolar. Dolar yang lebih lemah membuat minyak lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
"Tampaknya para pedagang menjadi sedikit lebih defensif atas ekspektasi pergeseran hawkish tetapi Powell menahan diri untuk tidak mengambil lompatan itu," kata Craig Erlam, senior market analyst OANDA.
Baca Juga: Harga Minyak Lanjut Menguat, Investor Berharap Sinyal Pemulihan Permintaan China
Dengan kenaikan suku bunga AS yang tidak terlalu agresif, pasar berharap ekonomi terbesar dunia itu dapat menghindari perlambatan ekonomi yang tajam atau bahkan resesi yang akan memukul permintaan minyak.
Sementara pembukaan kembali ekonomi China setelah mengakhiri pembatasan Covid-19 juga mendorong penggunaan bahan bakar.
"Lonjakan permintaan minyak yang menjulang bersama dengan pertumbuhan pasokan global yang lesu akan memastikan bahwa keseimbangan minyak mengetat selama beberapa bulan mendatang," kata Stephen Brennock dari pialang minyak PVM.
Mengenai pasokan, OPEC dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, memutuskan minggu lalu untuk mempertahankan pembatasan produksi.
Seorang pejabat Iran mengatakan pada hari Rabu bahwa kelompok tersebut kemungkinan akan melanjutkan kebijakannya saat ini pada pertemuan berikutnya.
Selain itu, gempa bumi yang melanda Turki dan Suriah pada hari Senin menghentikan aliran minyak mentah dari Irak dan Azerbaijan keluar dari Ceyhan, meskipun pipa Irak ke pusat ekspor Ceyhan kembali beroperasi pada hari Selasa.
Sentimen pendorong lainnya adalah data inventaris mingguan dari kelompok industri American Petroleum Institute, yang menunjukkan stok minyak mentah turun sekitar 2,2 juta barel dalam pekan yang berakhir 3 Februari, menurut sumber pasar.
Pasar akan melihat apakah angka dari Administrasi Informasi Energi pada pukul 15.30 GMT mengkonfirmasi penurunan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News