Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID -Â Harga minyak stabil pada Senin (17/2) seiring investor mencermati perkembangan terkait kemungkinan kesepakatan damai Rusia-Ukraina yang dapat meningkatkan pasokan global dengan melonggarkan sanksi.
Sementara itu, serangan drone terhadap stasiun pompa minyak di wilayah Kaspia membatasi tekanan jual.
Melansir Reuters, kontrak berjangka Brent crude naik 36 sen menjadi US$75,10 per barel pada pukul 17:03 GMT.
Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 45 sen menjadi US$71,19 per barel. Perdagangan diperkirakan tetap tenang karena hari libur Presidents’ Day di AS.
Baca Juga: OPEC+ Pertimbangkan Menunda Pemulihan Pasokan April
Dampak Potensial dari Kesepakatan Damai
Menurut analis dari Bank of America (BofA), jika sanksi terhadap Rusia dicabut, harga minyak Brent bisa turun US$5 hingga US$10 per barel karena pengiriman minyak Rusia tidak lagi harus menempuh perjalanan jauh ke India atau China, sehingga lebih banyak pasokan tersedia.
"Margin penyulingan global juga bisa turun lebih jauh jika sanksi terhadap solar Rusia dicabut," tulis analis BofA dalam sebuah catatan.
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Minggu bahwa ia percaya bisa segera bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas kemungkinan penghentian perang di Ukraina.
AS dan Rusia dilaporkan sedang mempersiapkan pembicaraan awal di Arab Saudi dalam beberapa hari ke depan.
Baca Juga: ICP Januari 2025 Naik Jadi US$ 76,81 per Barel, Begini Dampaknya
Sementara itu, para pemimpin Eropa mengadakan pertemuan darurat di Paris setelah pengumuman Trump, dengan Inggris menyatakan kesiapan untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian guna mendukung kesepakatan damai di Ukraina.
Namun, prospek perang dagang global menahan laju kenaikan harga minyak setelah Trump minggu lalu memerintahkan studi tarif balasan terhadap negara-negara yang menerapkan tarif pada barang-barang AS.
"Fundamental pasar masih mengarah pada kelebihan pasokan tahun ini, dengan ketidakpastian terkait dampak negatif tarif AS terhadap pertumbuhan permintaan dan potensi pencabutan sanksi Rusia," kata analis Panmure Liberum, Ashley Kelty.
Baca Juga: Harga Minyak Turun 4 Hari Beruntun Senin (17/2), Brent ke US$74,59 & WTI ke US$70,51
Dampak Serangan Drone di Kaspia
Harga minyak mendapat dukungan setelah serangan drone menghantam stasiun pompa pipa minyak Kropotkinskaya di wilayah Krasnodar, Rusia selatan, yang mengurangi aliran minyak dari Kazakhstan ke pasar global.
Konsorsium Pipa Kaspia (CPC) yang mengoperasikan stasiun tersebut menyebut serangan ini sebagai tindakan terorisme, tetapi tidak mengonfirmasi apakah Ukraina berada di balik serangan itu.
Baca Juga: Awal 2025, ICP Meningkat Jadi US$ 76,81 per Barel
"Meskipun serangan drone sejauh ini hanya berdampak terbatas pada ekspor minyak Rusia, meningkatnya frekuensi serangan ini dapat menimbulkan risiko pasokan di masa depan," kata analis UBS Giovanni Staunovo.
Selain itu, pelemahan indeks dolar AS setelah data penjualan ritel AS yang lebih lemah dari perkiraan juga turut mendukung harga minyak.
Selanjutnya: Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan Terbaru: Makassar, Palopo, Toraja, serta Lainnya
Menarik Dibaca: Simak 5 Keuntungan Jadi Orang Sensitif, Salah Satunya Lebih Peka
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News